Senin, 05 Mei 2025

Hubertus Johannes Van Mook dan Lahirnya Garis Pembatas di Tengah Revolusi Indonesia



sejarah31.com - Garis Van Mook, sebuah demarkasi teritorial yang membekas dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949), tak bisa dilepaskan dari sosok Hubertus Johannes van Mook. Ia adalah seorang administrator kolonial Belanda yang menduduki posisi penting sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa genting tersebut. Pemahaman mengenai latar belakang dan peran Van Mook menjadi kunci untuk mengerti asal usul garis pembatas yang kontroversial ini.

Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang pada tanggal 30 Mei 1894 pada masa kuliah pemikiran Van Mook banyak dipengaruhi oleh orientalis pada masa Hindia Belanda yaitu Snouck Hurgronje pengaruh ini membuat Van Mook memimpikan negara federal yang ingin ia wujudkan ditempat kelahirannya. Sebelum menduduki jabatan Letnan Gubernur Jenderal, Van Mook telah memegang berbagai posisi penting, termasuk Direktur Departemen Urusan Ekonomi. Ia dikenal sebagai seorang yang memiliki pandangan pragmatis dan berusaha mencari solusi realistis dalam menghadapi gejolak politik di Hindia Belanda.

Menjelang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Van Mook menjadi figur sentral dalam upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya. Ia berpandangan bahwa kemerdekaan penuh bagi Indonesia belum saatnya, dan lebih memilih model federasi di bawah naungan Kerajaan Belanda. Pemikiran inilah yang kemudian mewarnai kebijakan-kebijakannya, termasuk pembentukan Garis Van Mook.

Setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Belanda, yang didukung oleh Sekutu, berusaha untuk kembali menginjakkan kaki di Indonesia. Namun, mereka menghadapi perlawanan sengit dari bangsa Indonesia yang telah bertekad untuk merdeka, tekad bulat ini menguat setelah proklamasi 17 Agustus 1945.

Dalam situasi konflik yang memanas, Belanda menyadari kesulitan untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia secara cepat. Strategi yang kemudian dipilih adalah mengamankan wilayah-wilayah strategis dan penting secara ekonomi, terutama di Jawa dan Sumatera. Di bawah kepemimpinan Van Mook, pemerintah kolonial mulai melakukan aksi-aksi militer untuk menduduki kembali wilayah-wilayah tersebut.

Pembentukan Garis Demarkasi: Strategi Kontrol Teritorial

Sebagai bagian dari strategi penguasaan wilayah yang bertahap, Van Mook dan para petinggi militer Belanda mencetuskan ide untuk menarik garis demarkasi. Tujuan utama dari garis ini adalah:

  1. Memisahkan Pasukan, Mencegah kontak langsung dan bentrokan yang lebih besar antara pasukan Belanda (KNIL) dan pasukan Republik Indonesia (TNI) di wilayah-wilayah yang diperebutkan.
  2. Mengamankan Wilayah yang Dikuasai Belanda, Memperkuat kontrol Belanda atas wilayah-wilayah yang telah berhasil diduduki, termasuk kota-kota besar dan area dengan sumber daya ekonomi penting.
  3. Membatasi Gerak Republik, Secara efektif membatasi wilayah de facto Republik Indonesia, menyulitkan mobilisasi kekuatan dan sumber daya.
  4. Sebagai Garis Negosiasi, Belanda mungkin juga melihat garis ini sebagai pijakan untuk negosiasi di masa depan, di mana wilayah di luar garis akan diakui sebagai bagian dari Republik dengan syarat-syarat tertentu.

Garis Van Mook pertama kali muncul dalam bentuk yang tidak formal, mengikuti garis terdepan pasukan Belanda setelah aksi-aksi militer mereka. Seiring waktu, garis ini menjadi lebih jelas dan bahkan digambarkan dalam peta-peta militer Belanda. Namun, penting untuk ditekankan bahwa Republik Indonesia tidak pernah mengakui legitimasi garis ini.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Garis Van Mook bukanlah entitas yang statis. Posisinya terus berubah seiring dengan dinamika pertempuran dan hasil perundingan. Misalnya, setelah Agresi Militer Belanda I, garis ini mengalami perubahan signifikan sesuai dengan wilayah-wilayah yang berhasil diduduki Belanda. Demikian pula, Perjanjian Linggarjati dan Renville turut mempengaruhi konfigurasi garis ini, meskipun tidak menghapusnya secara total.

Keberadaan Garis Van Mook membawa dampak yang luas: memecah belah wilayah dan masyarakat, memicu konflik bersenjata di sepanjang garis, menghambat aktivitas ekonomi, dan menjadi simbol perlawanan bagi bangsa Indonesia. Garis ini menjadi pengingat akan upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya dan kegigihan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Akhir dari Garis Van Mook

Garis Van Mook akhirnya kehilangan relevansinya setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949. Pengakuan ini secara otomatis menghapus garis-garis demarkasi yang memisahkan wilayah yang dikuasai Belanda dan Indonesia. Namun, jejak sejarah Garis Van Mook tetap terukir dalam memori kolektif bangsa Indonesia sebagai simbol perjuangan dan pembatasan wilayah di masa revolusi.

Dengan memahami peran Hubertus Johannes van Mook sebagai arsitek kebijakan kolonial pada masa itu, kita dapat lebih mengerti mengapa dan bagaimana Garis Van Mook terbentuk. Garis ini adalah manifestasi dari strategi Belanda untuk mengendalikan situasi di tengah gelombang revolusi, sebuah garis yang pada akhirnya runtuh seiring dengan kemenangan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Kamis, 01 Mei 2025

Ki Hadjar Dewantara: Peletak Fondasi Pendidikan yang Memerdekakan Indonesia

 



sejarah31.com - Sosok Ki Hadjar Dewantara (KHD) bukan sekadar nama dalam sejarah Indonesia, melainkan fondasi kokoh bagi sistem pendidikan nasional yang kita kenal hingga kini. Pemikirannya yang revolusioner dan perjuangannya yang gigih telah mengubah lanskap pendidikan dari warisan kolonial yang diskriminatif menuju sistem yang lebih inklusif dan berorientasi pada kemerdekaan belajar. Memahami gagasan KHD berarti menelusuri akar filosofis pendidikan Indonesia yang menekankan pada humanisme, nasionalisme, dan kemandirian. Dasar inilah yang perlu kita pahami dan sepakati untuk menjawab banyak tantangan perubahan zaman sehingga bangunan pendidikan kita tidak asal cantik tapi kuat dan kokoh.

Sebelum kemerdekaan, sistem pendidikan di Hindia Belanda sangatlah elitis dan diskriminatif. Akses pendidikan berkualitas terbatas pada kalangan bangsawan dan anak-anak Eropa, sementara mayoritas pribumi hanya mendapatkan pendidikan seadanya yang lebih bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja murah bagi kepentingan kolonial. Kondisi inilah yang mendorong Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (nama asli Ki Hadjar Dewantara) untuk lantang menyuarakan kritik.

Salah satu kritik pedasnya tertuang dalam tulisan monumentalnya, "Als Ik Een Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) pada tahun 1913. Dalam tulisan tersebut, KHD menggunakan ironi untuk menggambarkan betapa tidak adilnya perayaan seratus tahun kemerdekaan Belanda di tengah penindasan dan ketidakadilan yang dialami rakyat Indonesia. Tulisan ini membawanya pada pengasingan, namun justru di sanalah pemikirannya tentang pendidikan semakin matang.

Trilogi Pendidikan: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani

Sekembalinya dari pengasingan, KHD mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, sebuah gerakan pendidikan yang meletakkan dasar bagi pendidikan nasional. Filosofi pendidikannya terangkum dalam tiga semboyan yang sangat terkenal:

Ing Ngarso Sung Tulodo: Di depan, seorang pendidik harus mampu memberikan teladan yang baik. Guru bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi contoh perilaku dan karakter yang patut ditiru oleh siswa.

Ing Madyo Mangun Karso: Di tengah, seorang pendidik harus mampu membangkitkan semangat dan prakarsa siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif belajar dan mengembangkan potensi diri.

Tut Wuri Handayani: Di belakang, seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan dan arahan. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkembang sesuai minat dan bakatnya, sambil tetap memberikan bimbingan yang diperlukan.

Trilogi ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan representasi dari pendekatan pendidikan yang holistik dan humanis. KHD menekankan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa (among), menghargai kodrat alam dan kemerdekaan setiap individu.

Setelah kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan pertama Republik Indonesia. Pemikiran-pemikirannya menjadi landasan utama dalam penyusunan sistem pendidikan nasional. Prinsip-prinsip seperti pendidikan yang inklusif, berpusat pada siswa, dan menghargai keberagaman terus diupayakan implementasinya hingga saat ini.

Meskipun zaman telah berubah, relevansi pemikiran KHD tetap terasa kuat. Tantangan pendidikan modern seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mengukuhkan pentingnya pendidikan yang memerdekakan, kreatif, dan berkarakter. 

Ki Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional yang telah meletakkan fondasi filosofis dan praktis bagi sistem pendidikan di Indonesia. Melalui kritik terhadap pendidikan kolonial, pendirian Taman Siswa, dan rumusan trilogi pendidikan, ia telah mewariskan gagasan tentang pendidikan yang memerdekakan, humanis, dan berakar pada kebudayaan bangsa. Memahami dan menginternalisasi pemikiran KHD adalah kunci untuk terus mengembangkan sistem pendidikan Indonesia yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman, demi mewujudkan cita-cita bangsa yang cerdas dan berkarakter.

untuk lebih mendalami tentang sejarah Ki Hajar Dewantara penulis melampirkan buku digital.


Selasa, 29 April 2025

Model Belajar Think Pair And Share dalam Program Literasi Mingguan Sekolah

 


sejarah31.com - Literasi, yang seringkali hanya dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis,  merupakan fondasi krusial bagi perkembangan individu dan kemajuan masyarakat. Lebih dari sekadar mengenali huruf dan merangkai kata, literasi membuka gerbang pengetahuan, memberdayakan pemikiran kritis, dan memungkinkan partisipasi aktif dalam kehidupan. Sekolah sebagai salah satu lembaga belajar menjadi bagian terpenting dalam meramu kegiatan-kegiatan literasi.

sekolah sebagai Lembaga pengembang literasi tidak hanya menyuguhkan bahan bacaaan yang bisu yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan sekolah. Buku-buku ini harus sampai ke tangan anak-anak sebagai bahan yang menyenangkan untuk di olah di otaknya, dan mengapa buku, saat ini buku sendiri menjadi tempat istirahat bagi anak-anak dari kemajuan dunia digital yang arusnya sulit dibendung. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan literasi memberikan dampak yang langsung terasa. Kemampuan membaca memungkinkan individu untuk memahami instruksi, rambu lalu lintas, informasi kesehatan, dan berita terkini. Hal ini mempermudah navigasi kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan yang lebih baik,  Literasi yang baik memampukan seseorang untuk menyampaikan ide dan gagasan secara jelas dan ringkas melalui tulisan maupun lisan. Ini penting dalam berinteraksi dengan orang lain, baik dalam lingkungan personal maupun profesional. Bagi pelajar dan mahasiswa, literasi yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian.

Membaca buku, artikel, atau sumber informasi lainnya memberikan wawasan baru, memperluas kosakata, dan meningkatkan pemahaman tentang berbagai topik. Ini berkontribusi pada pengembangan diri dan peningkatan pengetahuan secara berkelanjutan. Manfaat literasi akan terus mengembang dan fleksibel sesuai kebutuhan individu dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu, investasi dalam peningkatan literasi adalah investasi yang sangat berharga untuk masa depan yang lebih cerah bagi setiap individu dan bangsa. Oleh karena itu sekolah berusaha berinovasi dengan program Literasinya salah satunya menjadikan model belajar think pair and share sebagai alat menyambung literasi untuk membangun minat dan koneksi individu satu dengan lainnya.

Program literasi sendiri sudah terjadwal setiap hari selasa 15 s.d 30 menit setiap hari selasa terjadwal rutin, beberapa bentuk kegiatan literasi sekolah seperti membaca Bersama di lapangan terbuka, menampilkan pembecaan puisi dongeng cerita pendek, berbagi hal menarik dari bahan bacaan, belajar membaca tanda grafik dan masih banyak lainnya. langkah-langkah kegiatan literasi dengan menggunakan model belajar Think Pair and Share terdapat dibawah dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.


Jumat, 11 April 2025

Pembelajaran Mendalam (deep Learning)


Baru-baru ini kita diperkenalkan dengan pendekatan pembelajaran Deep Learnig yang dipopulerkan oleh Michael Fullan dalam prosesnya pendekatan pembelajaran Deep Learning berfokus pada pengembangan kompetensi dan keterampilan abad ke 21 yang bertujuan membekali peserta didik menghadapi dunia nyata. Dalam kurikulum merdeka kita diperkenalkan dengan pendekatan Montessori, yang juga menjadi rujukan Ki Hajar Dewantara dalam menjabarkan pendidikan di sekolah Taman Siswa yang kemudian kita kenal dengan trilogi KDH "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" . Jika dilihat dari kedua pendekatan tersebut sebanarnya tidak saling menggantikan namun lebih pada saling melengkapi dengan tujuan yang sama yaitu menyuguhkan pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan peserta didik.

Lantas bagaimana kaitannya dengan kurikulum merdeka, Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan otonomi kepada satuan pendidikan dan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik serta konteks lokal. Deep Lerning sendiri Menurut Mentri Pendidikan Abdul Mufti merupakan strategi pembelajaran yang melampaui hafalan dan pemahaman yang dangkal yang kemudian memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik sehingga secara kerangka tujuannya memnyiapkan peserta didik yang terampil dalam menghadapi jamanya. Deep Learning dalam dunia pendidikan di tunjang oleh pilar-pilar sebagai berikut :

1. Meaningful Learning: Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata siswa dan menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada (Ausubel, 1968, dalam teori belajar bermakna).

2. Joyful Learning: Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aman, dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif (Meier, 2000, dalam The 4 Keys to Motivation).

3. Mindful Learning: Mendorong siswa untuk sadar akan proses belajar mereka sendiri, melakukan refleksi, dan memahami kekuatan serta kelemahan diri (Langer, 1997, tentang mindfulness dalam pembelajaran).

4. Active Learning: Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, eksperimen, pemecahan masalah, dan kolaborasi (Bonwell & Eison, 1991 tentang pembelajaran aktif).

Jika kita perhatikan Pilar-pilar dalam pembelajaran Deep Learning juga bersinergi dengan Merdeka belajar karena keduanya memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi masa kini. Dengan mengintegrasikan keduanya, pendidik dapat memberdayakan siswa untuk tidak hanya menguasai materi pelajaran secara mendalam tetapi juga mengembangkan potensi diri secara utuh, menjadi pembelajar sepanjang hayat yang bahagia dan berdaya




Senin, 10 Maret 2025

Beberapa Istilah Guru Di Indonesia

 Sejarah31.com- Guru merupakan orang yang memiliki profesi sebagai pengajar, namun kata Guru di Indonesia ini memiliki metamorfosa lebih, dibanyak mata masyarakat Indonesia hal ini didasari juga oleh pemilihan kata guru untuk menunjuk profesi tersebut, selanjutnya makna guru meluas seiring kebutuhan dari para pengikutnya. Namun kali ini kita akan membatasi istilah guru sendiri dengan batasan sekolah atau orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar di sekolah dengan istilah-istilah dalam penyebutannya.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. UUD inilah yang menjadi landasan penting bagaimana guru seharusnya dipahami dilingkungan masyarakat namun seperti sudah terlanjur masyarakat Indonesia mengenal beberapa istilah guru yang juga tidak asing di telinga salah satunya adalah label Honorer bagi guru, sebenarnya honorer sendiri di atur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005 PP ini tidak hanya mengatur tentang Honorer Guru namun keseluruhan Honorer yang berada di Instansi Pemerintahan, peraturan ini terus menyesuaikan berdasarkan perkembangan Politik di Negeri ini, selanjutnya Honorer Sendiri sejak adanya UU Nomor 20 tahun 2023 Tentang ASN seluruh Instansi pemerintahan dilarang mengangkat honorer dan seharusnya sejak desember 2024 sudah tidak ada lagi Honorer pada Instansi pemerintahan.

Namun seperti sudah begitu melekat istilah honorer ini dengan Profesi pengajaran sehingga mereka yang belum terangkat jadi PNS baik mereka yang mengajar di Sekolah Negeri ataupun Swasta menggunakan istilah Honorer. kita mulai dengan Istilah pertama

1. Guru Honorer Swasta

Istilah Guru honorer Swasta ini memang sedikit rancu jika merujuk pada UUD namun banyak dari yayasan sekolah swasta membuat kategori tersebut, atau bahkan muncul dari pribadi guru itu sendiri yang melabeli diri mereka sebagai honorer. Guru Honorer Swasta memiliki aturan tambahan disesuaikan dengan Yayasan yang menaungi profesi mereka. sehingga ini menjadi pilihan para calon guru dalam melihat peluang yayasan yang dapat memberikan manfaat bagi pribadinya.

Jadi bagi para Calon guru yang memilih bekerja di sekolah Swasta perhatikan betuk kontrak yang dibuat oleh yayasan tersebut sehingga dikemudian hari tidak merasa dirugikan oleh pihak yayasan. sejauh ini hal yang menjadi ganjalan guru-guru honorer swasta adalah upah yang terkadang hitungannya tidak jelas pijakannya berpijak pada pengupahan buruh guru bukan kategori buruh, menggunakan penghitungan PNS tidak semua yayasan mampu dan yang sering dijumpai penghitungan upah kerja guru swsta adalah 1 bulan terhitung 1 minggu.

2. Guru Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN)

Istilah kedua adalah sebutan bagi guru Indonesia yang mengajar di Luar negeri atau disebut juga dengan Guru SILN. Sekolah Indonesia Luar Negeri dibawah Kementrian Luar Negeri (KEMENLU) namun seluruh administrasi dan pengembangan profesi menyesuaikan dengan kementrian Pendidikan, untuk menjadi pengajar SILN biasanya Kemenlu menetapkan kriteria berdasarkan kebutuhan dan ketentuan negara dituju dan sekolah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan anak-anak warga negara Indonesia yang berada di Luar Negeri.

Namun tidak perlu khawatir walaupun dibawah KEMENLU profil sebagai tenaga pendidik tatap terdata dalam Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) sehingga ketika pulang ke Indonesia untuk mengajar kembali jenjang karir sebagai guru tidak dari nol. Bagaimana dengan sistem pembayaran upah mengajar sama halnya dengan guru-guru di Indonesia secara hak, contoh jika mereka adalah guru dengan sertifikat profesional makan Haknya di bayarkan, Gajih sendiri disesuaikan dengan Negara tempat sekolah tersebut tentu lebih besar dari kebanyakan guru di Indonesia, namun masa kontrak rata-rata 2 tahun.

3. Guru ASN PPPK

Guru ASN PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), Guru PPPK dimulai sejak 2021 untuk memenuhi kebutuhan guru di Indonesia proses untuk menjadi guru PPPK kita mengikuti test seperti ASN lainnya namun sejak awal adanya PPPK test dan hasil test disesuaikan dengan kondisi politik yang ada. Guru PPPK ini menjadi Istilah baru menggantikan Honorer di Instansi Sekolah Negeri di Indonesia sehingga kedepannya guru yang mengajar di sekolah pemerintah atau istilah lainnya sekolah negeri masuk melaului seleksi terbuka.

Seperti namanya perjanjian kerja Guru PPPK ini memiliki kontrak 5 tahun, hak dan kewajiban melekat sama dengan ASN lainnya namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih menjadi guru PPPK jika kamu berharap menjadi ASN agar kelak menerima Pensiunan guru PPPK tida diatur Pensiunannya oleh negara, kemudian tidak memiliki jenjang karir sejauh ini secara peraturan demikian.

4. Guru ASN PNS

Guru ASN PNS ini guru pada Instansi negeri yang masuk melalui seleksi CPNS, namun sejak seleksi 2020 guru tidak lagi memiliki peluang sebagai Guru PNS. Sejak tahun 2020 seleksi untuk guru lebih berfokus ke Guru PPPK.

berikut merupakan beberapa Istilah guru di ruang pendidikan Indonesia, semoga artikel ini memberi wawasan bagi para Calon Guru Muda.

Kamis, 06 Februari 2025

Buku: Sejarah Pendidikan Di Indonesia Zaman Penjajahan


Pendidikan di Indonesia telah melalui proses panjang sejak kedatangan bangsa eropa ke Indonesia bangsa Indonesia dikenalkan dengan proses pendidikan gaya eropa, tentunya disesuaikan dengan politik dan kebutuhan eropa atas hegemoninya di bangsa ini.

Dalam kesempanan ini penulis ingin mengajak pembaca untuk menelisik lebih jauh tentang proses lahirnya pendidikan Nasional sejak Zaman Penjajahan melalui buku yang berjudul "Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan". buku ini menjelaskan secara runut proses pendidikan yang awalnya hanya diperuntukan bagi bangsa eropa yang ada di hindia belanda hingga sampai pada masyarakat lokal. Perjalanan pendidikan Indonesia tidak terlepas dari proses politis pada masa tersebut sehingga menghasilkan para Cendikiawan yang menelurkan gagasan orisinalnya tentang pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsa.

Kemudian buku ini juga menjadi penbanding kebijakan-kebijakan pada masa kolonial dan masa kini serta mengukur sejauh mana kebermanfaatan pendidikan bagi bangsa Indonesia, atau untuk menjawab apakah sebagai pendidik telah menjalankan proses mendidik berdasarkan kebutuhan peserta didiknya atau hanya sebatas menjalankan kemauan politik saat itu. Semoga buku ini dapat memantik kembali semangat dalam berbagi kebaikan.

Selamat membaca dan Berefleksi💖

https://repositori.kemdikbud.go.id/14183/1/Sejarah%20pendidikan%20di%20indonesia%20zaman%20penjajahan.pdf


Sabtu, 07 Desember 2024

Surat Cinta Fasilitator : Wawan Hermawan

 


Bissmillah, Salam dan Bahagia 😀

Salam di awal tadi mungkin akan jarang terdengar seusai hari ini 07 Desember 2024, namun akan menjadi salam yang saya rindukan, salam yang selalu saya bawa setiap kali memfasilitasi bapak/ibu dalam kegiatan diskusi daring selama di ruang kolaborasi. 

Lima bulan kebelakang kita mulai menjajaki pribadi satu dengan lainnya, sampai puncaknya hari ini saya berjumpa dengan bapak ibu pada panen karya. Program yang selama ini kita diskusikan dalam ruang kolaborasi telah bapak/ibu pamerkan ke khalayak, rasa bangga tentunya menyelimut dalam diri saya tak kala saya mengingat proses membersamai bapak ibu dengan segala rutinitasnya. 

Saya ucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada ibu pengajar praktik yang telah membersamai seluruh prosesnya baik di lapangan juga ruang maya. Peran ibu sebagai teman belajar telah berhasil membawa CGP hingga hari ini.

Setelah hari ini bapak/ibu akan melanjutkan aktifitas sebagai mana biasanya, memulai hal baru dengan ide dan gagasan yang juga terus hebat. Sebagai teman belajar di dunia maya, bapak/ibu saya titip pesan semoga program ini bukan hanya program ceremonial belaka, tapi menebalkan proses ke arah lebih baik serta bermanfaat bagi banyak orang, tidak perlu tergesa-gesa kita tidak sedang membangun rumah kita sedang membangun peradaban.

Semoga silaturahmi kita tetap terjaga, sampai jumpa pada episode hidup kita yang lainnya.😊

Garut, 07 Desember 2024




Kamis, 26 September 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi : Memanfaatkan Museum Virtual dan Google Art and Culture dalam pembelajaran Sejarah

 Memanfaatkan Museum Virtual dan Google Art and Culture dalam pembelajaran Sejarah

Oleh : Wawan Hermawan



Era digital telah membawa banyak perubahan signifikan dalam cara kita mengakses informasi. Teknologi semakin canggih dan memungkinkan kita menjelajahi dunia tanpa batas, termasuk dunia sejarah.

Letak geografis SMAN 23 Garut yang jauh dari kota besar tidak memungkin bagi para peserta didik untuk mengunjungi museum secara langsung. Museum sendiri bagian penting dalam proses belajar Sejarah. Karena bagian dari rekam jejak Sejarah yang secara sistematis tersimpan rapih.


Munculnya teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) memungkinkan kita menciptakan pengalaman mengunjungi museum secara virtual, selain menambah minat juga memupuk rasa kepenasaran para peserta didik serta mengembangkan wawasan global bagi para peserta didik walaupun tinggal di daerah yang jauh namun wawasan global ini harus tetap ditumbuhkan agar mampu bersaing dalam dunia kerja kedepan.

Selain VR Platform Google Art and Culture ini menjadi salah satu pionir dalam menghadirkan museum-museum dunia secara virtual. Dengan fitur-fitur yang interaktif, pengguna dapat menjelajahi koleksi museum, membaca penjelasan, dan bahkan mencari foto-foto dokumentasi Sejarah yang jarang ditemui dalam buku lengkap dengan penjelasannya.

Kegiatan ini juga diberikan untuk menjawab Apakah penggunaan museum virtual dapat meningkatkan Minat belajar sejarah siswa kelas X di SMAN 23 Garut? Apa saja best praktik dalam penggunaan museum virtual dalam pembelajaran sejarah?

Selanjutnya harapannya peserta didik mampu Menganalisis pengaruh penggunaan museum virtual terhadap Minat belajar Sejarah, serta Literasi digital siswa, Meningkatkan wawasan global melalui kunjungan museum virtual dan google art and Culture.

alur belajar dapat di lihat pada laman berikut :











Jumat, 09 Agustus 2024

Desiminasi Budaya Positif (Berbagi Pengetahuan Berkaitan Budaya Positif)

Budaya Positif merupakan materi pamungkas pada modul 1, Beberapa waktu lalu saya berbagi terkait pemahaman modul Guru penggerak. Moda daring saya ambil untuk berbagi agar dapat menjangkau lebih jauh lagi sehingga Konsep merdeka belajar dan budaya positif bisa segera meluas. Komunitas Belajar Sekolah yang baru beberapa hari dibentuk menjadi media perantara tujuannya memulai diskusi diruang virtual tanpa batasan ruang sehingga lebih fleksibel. Tahapan desiminasi dimulai dengan memaparkan materi dan juga pemahaman berkaitan budaya positif, kemudian memulai dengan proses memantik peerta dengan pemahaman mereka mengenai gambar yang disuguhkan yaitu gambar dua binatang sirkus dan 1 pelatih harapannya peserta terpantik untuk berpikir mengenai pendidikan yang hanya menekankan kepatuhan tanpa mementingkan kebiasaan hewan, tentunya dengan artikel penunjang.

Kemudian memberikan pemahaman tentang miskonsepsi teori kontrol menurut dari Dr. William Glasser dalam Control Theory, Selanjutnya memaknai kata Disiplin dari berbagai sudut pandang peserta yang hadir dilanjutkan dengan memaparkan disiplin menurut Diane Gossen yang ia kutip dalam pengertian bahasa yaitu belajar.

Disiplin dalam budaya positif juga harus menyesuaikan dengan Nilai-nilai kebajikan universal, pada umumnya Nilai kebajika Universal sama namun beberapa memiliki situasi lebih kuat dalam kebudayaan lingkungan seseorang, dunia pendidikan kita menyepakati nilai-nilai kebajikan universal tertuang dalam profil pelajar pancasila, tidak sampai disitu saya juga membandingkan dengan nilai kebajikan yang diyakini oleh organisasi atau kelompok lain seperti Indonesian Heritage Fondation.

Dalam menciptakan disiplin positif tentunya perlu juga memahami apa yang memotivasi sesorang melakukan tindakan-tindakan disiplin tersebut apakah hal ini berdasarkan motivasi eksternal atau Internal, hal ini digunakan untuk diagnosis awal sehingga tindakan dalam melakukan disiplin positif berdasar dari nilai luhur pekertinya tanpa paksaan dari luar.

Hukuman, Konsekwensi dan Restitusi untuk memahami ini saya menyuguhkan tabel agar lebih mudah  melihat identitas yang akan dihasilkan ketika menggunakan ke tiga cara tersebut. Hukuman bersifat sepihak sedangkan konsekwensi telah melalui kesepakatan dua belah pihak sedangakan restitusi upaya dalam memunculkan identitas positif pada seseorang. tahapan selanjutnya dapat dilihat dari pemaparan presentasi yang saya buat


Salinan dari deseminasi - Modul 1.4 budaya positif oleh WAWAN HERMAWAN