Senin, 05 Mei 2025

Hubertus Johannes Van Mook dan Lahirnya Garis Pembatas di Tengah Revolusi Indonesia



sejarah31.com - Garis Van Mook, sebuah demarkasi teritorial yang membekas dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949), tak bisa dilepaskan dari sosok Hubertus Johannes van Mook. Ia adalah seorang administrator kolonial Belanda yang menduduki posisi penting sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa genting tersebut. Pemahaman mengenai latar belakang dan peran Van Mook menjadi kunci untuk mengerti asal usul garis pembatas yang kontroversial ini.

Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang pada tanggal 30 Mei 1894 pada masa kuliah pemikiran Van Mook banyak dipengaruhi oleh orientalis pada masa Hindia Belanda yaitu Snouck Hurgronje pengaruh ini membuat Van Mook memimpikan negara federal yang ingin ia wujudkan ditempat kelahirannya. Sebelum menduduki jabatan Letnan Gubernur Jenderal, Van Mook telah memegang berbagai posisi penting, termasuk Direktur Departemen Urusan Ekonomi. Ia dikenal sebagai seorang yang memiliki pandangan pragmatis dan berusaha mencari solusi realistis dalam menghadapi gejolak politik di Hindia Belanda.

Menjelang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Van Mook menjadi figur sentral dalam upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya. Ia berpandangan bahwa kemerdekaan penuh bagi Indonesia belum saatnya, dan lebih memilih model federasi di bawah naungan Kerajaan Belanda. Pemikiran inilah yang kemudian mewarnai kebijakan-kebijakannya, termasuk pembentukan Garis Van Mook.

Setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Belanda, yang didukung oleh Sekutu, berusaha untuk kembali menginjakkan kaki di Indonesia. Namun, mereka menghadapi perlawanan sengit dari bangsa Indonesia yang telah bertekad untuk merdeka, tekad bulat ini menguat setelah proklamasi 17 Agustus 1945.

Dalam situasi konflik yang memanas, Belanda menyadari kesulitan untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia secara cepat. Strategi yang kemudian dipilih adalah mengamankan wilayah-wilayah strategis dan penting secara ekonomi, terutama di Jawa dan Sumatera. Di bawah kepemimpinan Van Mook, pemerintah kolonial mulai melakukan aksi-aksi militer untuk menduduki kembali wilayah-wilayah tersebut.

Pembentukan Garis Demarkasi: Strategi Kontrol Teritorial

Sebagai bagian dari strategi penguasaan wilayah yang bertahap, Van Mook dan para petinggi militer Belanda mencetuskan ide untuk menarik garis demarkasi. Tujuan utama dari garis ini adalah:

  1. Memisahkan Pasukan, Mencegah kontak langsung dan bentrokan yang lebih besar antara pasukan Belanda (KNIL) dan pasukan Republik Indonesia (TNI) di wilayah-wilayah yang diperebutkan.
  2. Mengamankan Wilayah yang Dikuasai Belanda, Memperkuat kontrol Belanda atas wilayah-wilayah yang telah berhasil diduduki, termasuk kota-kota besar dan area dengan sumber daya ekonomi penting.
  3. Membatasi Gerak Republik, Secara efektif membatasi wilayah de facto Republik Indonesia, menyulitkan mobilisasi kekuatan dan sumber daya.
  4. Sebagai Garis Negosiasi, Belanda mungkin juga melihat garis ini sebagai pijakan untuk negosiasi di masa depan, di mana wilayah di luar garis akan diakui sebagai bagian dari Republik dengan syarat-syarat tertentu.

Garis Van Mook pertama kali muncul dalam bentuk yang tidak formal, mengikuti garis terdepan pasukan Belanda setelah aksi-aksi militer mereka. Seiring waktu, garis ini menjadi lebih jelas dan bahkan digambarkan dalam peta-peta militer Belanda. Namun, penting untuk ditekankan bahwa Republik Indonesia tidak pernah mengakui legitimasi garis ini.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Garis Van Mook bukanlah entitas yang statis. Posisinya terus berubah seiring dengan dinamika pertempuran dan hasil perundingan. Misalnya, setelah Agresi Militer Belanda I, garis ini mengalami perubahan signifikan sesuai dengan wilayah-wilayah yang berhasil diduduki Belanda. Demikian pula, Perjanjian Linggarjati dan Renville turut mempengaruhi konfigurasi garis ini, meskipun tidak menghapusnya secara total.

Keberadaan Garis Van Mook membawa dampak yang luas: memecah belah wilayah dan masyarakat, memicu konflik bersenjata di sepanjang garis, menghambat aktivitas ekonomi, dan menjadi simbol perlawanan bagi bangsa Indonesia. Garis ini menjadi pengingat akan upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya dan kegigihan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Akhir dari Garis Van Mook

Garis Van Mook akhirnya kehilangan relevansinya setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949. Pengakuan ini secara otomatis menghapus garis-garis demarkasi yang memisahkan wilayah yang dikuasai Belanda dan Indonesia. Namun, jejak sejarah Garis Van Mook tetap terukir dalam memori kolektif bangsa Indonesia sebagai simbol perjuangan dan pembatasan wilayah di masa revolusi.

Dengan memahami peran Hubertus Johannes van Mook sebagai arsitek kebijakan kolonial pada masa itu, kita dapat lebih mengerti mengapa dan bagaimana Garis Van Mook terbentuk. Garis ini adalah manifestasi dari strategi Belanda untuk mengendalikan situasi di tengah gelombang revolusi, sebuah garis yang pada akhirnya runtuh seiring dengan kemenangan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selasa, 29 April 2025

Model Belajar Think Pair And Share dalam Program Literasi Mingguan Sekolah

 


sejarah31.com - Literasi, yang seringkali hanya dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis,  merupakan fondasi krusial bagi perkembangan individu dan kemajuan masyarakat. Lebih dari sekadar mengenali huruf dan merangkai kata, literasi membuka gerbang pengetahuan, memberdayakan pemikiran kritis, dan memungkinkan partisipasi aktif dalam kehidupan. Sekolah sebagai salah satu lembaga belajar menjadi bagian terpenting dalam meramu kegiatan-kegiatan literasi.

sekolah sebagai Lembaga pengembang literasi tidak hanya menyuguhkan bahan bacaaan yang bisu yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan sekolah. Buku-buku ini harus sampai ke tangan anak-anak sebagai bahan yang menyenangkan untuk di olah di otaknya, dan mengapa buku, saat ini buku sendiri menjadi tempat istirahat bagi anak-anak dari kemajuan dunia digital yang arusnya sulit dibendung. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan literasi memberikan dampak yang langsung terasa. Kemampuan membaca memungkinkan individu untuk memahami instruksi, rambu lalu lintas, informasi kesehatan, dan berita terkini. Hal ini mempermudah navigasi kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan yang lebih baik,  Literasi yang baik memampukan seseorang untuk menyampaikan ide dan gagasan secara jelas dan ringkas melalui tulisan maupun lisan. Ini penting dalam berinteraksi dengan orang lain, baik dalam lingkungan personal maupun profesional. Bagi pelajar dan mahasiswa, literasi yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian.

Membaca buku, artikel, atau sumber informasi lainnya memberikan wawasan baru, memperluas kosakata, dan meningkatkan pemahaman tentang berbagai topik. Ini berkontribusi pada pengembangan diri dan peningkatan pengetahuan secara berkelanjutan. Manfaat literasi akan terus mengembang dan fleksibel sesuai kebutuhan individu dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu, investasi dalam peningkatan literasi adalah investasi yang sangat berharga untuk masa depan yang lebih cerah bagi setiap individu dan bangsa. Oleh karena itu sekolah berusaha berinovasi dengan program Literasinya salah satunya menjadikan model belajar think pair and share sebagai alat menyambung literasi untuk membangun minat dan koneksi individu satu dengan lainnya.

Program literasi sendiri sudah terjadwal setiap hari selasa 15 s.d 30 menit setiap hari selasa terjadwal rutin, beberapa bentuk kegiatan literasi sekolah seperti membaca Bersama di lapangan terbuka, menampilkan pembecaan puisi dongeng cerita pendek, berbagi hal menarik dari bahan bacaan, belajar membaca tanda grafik dan masih banyak lainnya. langkah-langkah kegiatan literasi dengan menggunakan model belajar Think Pair and Share terdapat dibawah dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.


Kamis, 26 September 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi : Memanfaatkan Museum Virtual dan Google Art and Culture dalam pembelajaran Sejarah

 Memanfaatkan Museum Virtual dan Google Art and Culture dalam pembelajaran Sejarah

Oleh : Wawan Hermawan



Era digital telah membawa banyak perubahan signifikan dalam cara kita mengakses informasi. Teknologi semakin canggih dan memungkinkan kita menjelajahi dunia tanpa batas, termasuk dunia sejarah.

Letak geografis SMAN 23 Garut yang jauh dari kota besar tidak memungkin bagi para peserta didik untuk mengunjungi museum secara langsung. Museum sendiri bagian penting dalam proses belajar Sejarah. Karena bagian dari rekam jejak Sejarah yang secara sistematis tersimpan rapih.


Munculnya teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) memungkinkan kita menciptakan pengalaman mengunjungi museum secara virtual, selain menambah minat juga memupuk rasa kepenasaran para peserta didik serta mengembangkan wawasan global bagi para peserta didik walaupun tinggal di daerah yang jauh namun wawasan global ini harus tetap ditumbuhkan agar mampu bersaing dalam dunia kerja kedepan.

Selain VR Platform Google Art and Culture ini menjadi salah satu pionir dalam menghadirkan museum-museum dunia secara virtual. Dengan fitur-fitur yang interaktif, pengguna dapat menjelajahi koleksi museum, membaca penjelasan, dan bahkan mencari foto-foto dokumentasi Sejarah yang jarang ditemui dalam buku lengkap dengan penjelasannya.

Kegiatan ini juga diberikan untuk menjawab Apakah penggunaan museum virtual dapat meningkatkan Minat belajar sejarah siswa kelas X di SMAN 23 Garut? Apa saja best praktik dalam penggunaan museum virtual dalam pembelajaran sejarah?

Selanjutnya harapannya peserta didik mampu Menganalisis pengaruh penggunaan museum virtual terhadap Minat belajar Sejarah, serta Literasi digital siswa, Meningkatkan wawasan global melalui kunjungan museum virtual dan google art and Culture.

alur belajar dapat di lihat pada laman berikut :











Sabtu, 10 Februari 2024

Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Pada Pembelajran Sejarah

     Model pembelajaran merupakan pola yang dibuat oleh seorang pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukannya dapat berjalan sesuai rencana yang telah dituliskan sebelumnya dengan pertimbangan hasil evaluasi yang juga sesuai. Menurut Ismail Sukardi menyatakan bahwa model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa. Model pembelajaran yang ideal adalah model yang mengeksplorasi pengalaman belajar efektif, pengalaman belajar yang memungkinkan siswa atau seseorang mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah lingkungan belajarnya.

    Kali ini penulis ingin berbagi pengalaman terkait model pembelajaran Gallery Walk, serta penerapannya dalam pembelajaran sejarah, model pembelajaran ini sudah lama ada  Model Gallery Walk dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Model ini baik digunakan untuk membangun kerja sama kelompok (Cooperative Learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi. Model pembelajaran ini sedang populer saat ini karena digunakan juga dalam pembelajaran guru penggerak.

    Selanjutnya mari kita mulai menyusun pembelajaran gallery walk pada pembelajaran sejarah tema kita kali ini dampak Imperialisme dan kolonialisma bagi bangsa Indonesia Pembelajaran kelas XI Peminatan pada kurikulum 2013 (Tema dapat disesuaikan sesuai kebutuhan).

Proses Pembuatan Karya

    Tahap pertama Guru memberikan penjelasan terlebih dulu mengenai perbedaan Kolonialisme dan imperialisme serta sebab umum terjadinya imperialisme dan kolonialisme sampai ke Indonesia, kemudian peserta didik dibagi kedalam 4 kelompok besar dan membahas tema dengan poin masing-masing. Contoh :

Tema Dampak Imperialisme dan kolonialisme terhadap bangsa Indoneisa dalam bidang ekonomi

Media kali ini yaitu menggunakan kalender bekas (ini bertujuan mengurai biaya pembuatan agar tidak membeli karton) Semua Informasi berkaitan tema tersebut dapat dibuat semenarik mungkin adapun rubrik yang dinilai pada kegiatan ini sebagai berikut : 

Kriteria Penilaian:

1. Ketepatan Tema (20 poin):

   - Sejauh mana kelompok menggambarkan dan menjelaskan dampak kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

   - Kejelasan pemahaman terhadap perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan.

2. Kreativitas dan Inovasi (20 poin):

   - Sejauh mana kelompok mampu menyajikan ide dan informasi dengan cara yang kreatif.

   - Kesinambungan dan originalitas dalam konsep karya.

3. Ketelitian dan Kedalaman Analisis (20 poin):

   - Kemampuan kelompok untuk menganalisis dampak kolonialisme dan imperialisme secara mendalam.

   - Kedalaman pemahaman terhadap perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

4. Kualitas Presentasi (20 poin):

   - Keteraturan dan kelancaran presentasi selama galeri walk.

   - Penguasaan materi dan kemampuan menjelaskan dengan jelas.

5. Interaksi dengan Pengunjung (15 poin):

   - Kemampuan kelompok dalam menjawab pertanyaan dan berinteraksi dengan pengunjung galeri walk.

   - Kesigapan dalam memberikan informasi tambahan dan menjelaskan dengan rinci.

6. Estetika dan Keindahan Visual (15 poin):

   - Penggunaan media visual yang estetis dan mendukung konsep karya.

   - Kejelasan pesan yang disampaikan melalui elemen visual.

Skor Total: 110 poin

Keterangan Tambahan:

- Skor dapat dikurangkan jika ada plagiarisme atau penggunaan materi tanpa atribusi.

- Kebersamaan dan kontribusi setiap anggota kelompok akan diperhatikan.

- Poin tambahan dapat diberikan jika kelompok mampu mengaitkan dampak kolonialisme dan imperialisme dengan kondisi Indonesia saat ini.

Catatan Penting:

Pastikan setiap anggota kelompok memahami dan mampu menjelaskan aspek yang menjadi tanggung jawabnya. Kebersamaan dalam mempersiapkan dan menyajikan karya adalah kunci kesuksesan kelompok.

Semua Aspek ini perlu di impormasikan sebelum proses di mulai, setelah peserta didik memahami betul bagian-bagian ini maka guru siap untuk menjelaskan langkah berikutnya.

Proses Memilah Informasi dan Menuangkan dalam Media

Kelas akan dijadikan ruang gallery dimana setiap kelompok akan diberikan lembar pengamatan kelompok lain, sebagai bahan diskusi pada kelompoknya kemudian anggota kelompok menyiapkan pemapar karya 2 orang untuk menjelaskan hasil karyanya pada mengunjung.


Setelah itu peserta didik dibebaskan untuk menghias hasil karyanya tanpa meninggalkan esensi materinya. Jika proses membuat karya sudah selesai makan pertemuan berikutnya Gallery siap di buka peserta didik memamerkan karyanya pengunjung dibekali dengan lembar kerja contoh lembar kerja dapat di lihat pada bagian bawah




Terimakasih semoga menginspirasi 😀
Kontributor : Wawan Hermawan

Daftar Bacaan :

Ismail Sukardi, Model-Model Pembelajaran Moderen, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press, 2013)

Miftahul Huda, Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 

Minggu, 08 Oktober 2023

Belajar Sejarah Dengan Google Arts & Culture

 

Menjelajah Borobudur


Sejarah31.com-Sedang bingung mencari konten belajar sejarah yang seru dan menyenangkan, kini penulis ingin berbagi situs yang disediakan oleh google yaitu google Arts & Culture dalam situs ini ada beberapa keseruan yang ditawarkan salah satunya adalah menjelajah ke bangunan atau museum-museum yang ada di hampir seluruh penjuru dunia secara virtual.

Menikmati karya-karya seniman internasional juga menelusuri bangunan-bangunan bersejarah kini bisa dalam hitungan detik. Keseruan situs ini tidak hanya sampai situ saja Google Arts & Culture juga mnyediakan beberapa permainan yang bisa dinikmati oleh pelajar seperti permainan berpetualang dan juga permainan membuat replika karya para seniman.

Jadi tunggu apa lagi ayo bermain dan berpetualang buat ruang-ruang belajar menjadi tempat seru untuk melakukan penjelajahan dan permainan.


Penulis : Wawan Hermawan


Minggu, 21 Mei 2023

Pembuatan Infografis Menggunakan CANVA Sejarah Kelas XI (SMA Muhammadiyah Cibiuk)

 sejarah31.com- kali ini kontributor ingin berbagi terkait pembelajaran sejarah peminatan untuk kelas XI pembuatan Infografis menggunakan Canva. Baik RPP, Presentasi materi dan LKPD sudah ada di dalammnya. Materi kali ini Respon Bangsa Indonesia terhadap Imperialisme dan kolonialisme.


Pengerjaan tugas ini dibuat secara berkelompok, dalam satu lembar kerja yang sudah disiapkan jadi pengajar hanya perlu menambahkan Email peserta didik pada setiap lembar kerja sehingga mereka bisa mengerjakannya dimanapun dan bisa menggunakan HP selama mereka memiliki kuota.

 Selamat ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi)




Contoh Hasil
















Rabu, 12 April 2023

10 Langkah Membuat WEB Menggunakan HP (Handphone)

Hallo pembaca semua. kali ini kita akan membahas mengenai pembuatan web sederhana platform yang akan kita gunakan adalah Canva.com. sebenarnya banyak sekali platform untuk membuat web seperti blogger, wordpress, google site dan banyak lagi namun rata-rata pembuatannya harus dilakukan menggunakan komputer atau laptop. 

Pembuatan web menggunakan canva ini hanya berupa web sejajar dan satu tombol navigasi jika page halaman yang dibuat cukup banyak. Pembuatan web ini ditunjukan hanya untuk memfasilitasi pesertadidik dalam mengenalkan dunia digital untuk keperluan mereka pribadi semisal berjualan hasil praktik wirausaha ataupun memajang gambar aktifitas belajar mereka. Mari kita mulai.

  • 1. Buka Canva.com - cari situs web


  • 2. Setelah kamu berada pada bagian ini kamu bisa memilih tema yang ada atau membuat dari awal

  • 3. Agar memudahkan pembaca maka saya akan membagi istilah Untuk lingkaran Merah Penambahan dan untuk lingkaran Biru Lembar Kerja


  • 4. Klik lembar kerjamu Kemudian Rubah Setiap nama lembar kerja sesuai kebutuhan, Ikuti sesuai gambar pengubahan nama ini bertujuan agar tombol navigasi mengarahkan kebagian sesuai penamaan.


  • 5. kembali ke lembar kerja yang ingin kamu ubah, sekarang tambahkan gambar ataupun ikon lainnya.
  • 6. Jika kamu sudah menambahkan gambar sesuai kebutuhanmu sekarang kamu bisa menautkan url kali ini saya contohkan menautkannya dengan no Whatsapp jadi jika pengunjung web meng klik gambar maka akan tertuju ke No Whatsapp. Jika memiliki Facebook ataupun Instagram kamu juga bisa menggunakan cara ini 



untuk menambahkan (menautkan) no Whatapps (https://wa.me/(no.tlp gunakan kode negara contoh kode negara Indonesia 62 maka no angka 0 di awal nomermu diganti jadi 62 contoh 081234567 menjadi 6281234567
untuk menambahkan (menautkan) no Facebook https://web.facebook.com/(alamat facebook mu) 
  • 7. Untuk memastikan apa yang kamu tautkan berhasil atau tidak cari gambar mata pada bagian atas klik tombol tersebut

  • 8. Jika sudah selesai mengisi semua konten web pada lembar kerja maka kamu sudah memiliki web sendiri sekaran tinggal mempublishnya
  • 9. Klik Bagikan

  • 10.Ikuti langkahnya kemudian coppy url web kamu bagikan 😁


Jika ada yang ingin ditanyakan silahkan tinggalkan pesan via whatsapp atau tinggalkan chat dibawah