Selasa, 12 Desember 2023

Menjadi PP (Pengajar Praktik) Teman Belajar CGP (Calon Guru Penggerak) Angkatan 8 Kab.Garut

 " Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya. "

Ki Hajar Dewantara


Menemani perjalanan 5 calon Guru penggerak dalam belajar menjadi anugrah tersendiri dalam hidup saya, berada di tengah-tengah guru-guru hebat yang penuh semangat ingin tahu mengenai perubahan kurikulum merdeka serta menyiapkan diri menjadi pemimpin pembelajaran dikemudian hari.

Pertemuan pertama pada Lokakarya Orientasi dalam satu kelas berlangsung kegiatan belajar yang menyenangkan satu dengan lainnya saling berbagi pengetahuan belajar mengajar. Selanjutnya setiap bulan selama 6 bulan saya akan datang ke lokasi para CGP untuk menemani berproses dalam pembelajaran mengenai guru penggerak.

Lokakarya Orientasi

Pembelajaran Calon Guru Penggerak menggunakan model daring melalui LMS dan 3 modul yang harus CGP tuntaskan dalam setiap kali pertemuanya. Alur belajar CGP menggunakan Alur Merdeka (M=mulai dari diri E=Eksplorasi Konsep R=Ruang Kolaborasi D=Demonstrasi Kontekstual E=Elaborasi K=Koneksi Antar Materi A=Aksi Nyata) Pembelajaran daring ini kemudian diperkuat saat pendampingan langsung dan kegiatan Lokakarya.

Mendampingi proses belajar CGP selalu menjadi kenangan tersendiri karena selama 6 bulan di setiap bulannya kami bertemu dua kali saat pendampingan dan juga lokakarya. Pendampingan merupakan kegiatan konfirmasi, berbagi dan belajar CGP dalam setiap pertemuannya tema dan kegiatan berbeda. 

Kelompok CGP yang saya dampingin sebagian besar adalah guru-guru yang telah matang dan berpengalaman dalam dunia pengajaran semangat mereka tidak surut walaupun usia tidak muda lagi dari kelima anggota saya juga merekam semangat anak muda yang juga tak kalah ingin tahu dan berkembang menjembatani pendidikan  yang berpihak pada murid.

Teman? Sepertinya para CGP tumbuh menjadi keluarga karena selama 6 bulan saya merekam senda gurau,  semangat saling mengingatkan, hal demikian tadi semakin erat terlihat tak kala lokakarya berlangsung hingga puncaknya di Panen karya. Semoga semangat seperti ini bukan semangat seremonial belaka namun semangat yang terus terpupuk dan terjaga.

Tiada Loka Tanpa Kerjasama


Refleksi adalah Kunci

Terima Kasih Semoga Perjumpaan kita bukan perjumpaan semu namun perjumpaan bermakna😁


Rabu, 29 November 2023

MENGUBAH FILE PDF, WORD, ATAU POWERPOINT KE DALAM CANVA PENDIDIKAN DAN MENJADIKAN GAWAI MU POINTER

MENGUBAH FILE PDF, WORD, ATAU POWERPOINT KE DALAM CANVA PENDIDIKAN

Canva bukan hanya hadir sebagai aplikasi design grafis yang memudahkan banyak orang, namun banyak fitur yang juga sangat menarik dan dapat digunakan. Tidak hanya design grafis canva juga dapat digunakan untuk membuat web, sejarah31.com pernah membahas pembuatan Web pada postingan sebelumnya.

Pada kesempatan ini, sejarah31.com ingin berbagi mengenai bagaimana file pdf, word atau powerpoint yang kamu miliki agar dapat di edit di Canva dan bisa dijadikan bahan untuk presentasi kapanpun dengan menambahkan banyak elemen menarik yang tidak dimiliki pada dua aplikasi tersebut.

ikuti langkah-langkah berikut

 1. masuk pada situs canva.com log.in menggunakan akun belajar.id atau akun biasa

2. siapkan file yang akan kamu ubah dalam format pdf, word, atau powerpoint

3. unggah pada bagian unggah di pojok sebelaj kanan pada beranda canva mu

4. tunggu prosesnya beberapa saat kini file pdfmu bisa di edit di Canva.


MENJADIKAN GAWAI MU MENJADI POINTER

hal yang tidak kalah menarik pada canva adalah kamu tidak perlu lagi bawa pointer untuk memindahkan slide pada layar yang sedang di tayangkan karena HP mu bisa dijadikan pointer DAN Memindahkan slide dari jarak jauh.

langkah-langkah menjadikan hp mu sebagai pointer pemindah slide Canva

1.  masuk pada situs canva.com log.in menggunakan akun belajar.id atau akun biasa

2.  tampilkan file yang akan di jadikan bahan tayang

3. Kemudian pilih tampilkan pada pojok bagian kanan.

4.  selanjutnya klik tampilkan layar penuh-tampilkan

5. setelah pada layar mu tampil bahan tayang klik titik tiga pada pojok kanan bagian bawah

6. kemudian pilih bagikan remot control


7. Tunggu hingga muncul barcode kemudian scan menggunakan scaner hp (google lens) atau berbagi link

8. Sekarang kamu bisa mengontrol tayanganmu dari jarak jauh 

Selamat mencoba 

Kontributor : Wawan Hermawan

Sabtu, 14 Oktober 2023

Berkunjung Ke Museum Geologi (Memaknai Merdeka Belajar)



Berkunjung ke Museum merupakan bagian pembelajaran yang menarik kerena peserta didik dapat mengeksplor banyak hal baru yang mereka lihat namun tidak semua daerah memiliki museum sehingga proses datang ke museum hanya bisa dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sesekali saja seperti study tour, jika ingin dilakukan setiap saat solusinya melakukan tour secara virtual.

Kunjungan ke museum juga dapat menguatkan profil pelajar pancasila yang menjadi landasan penting dalam konsep Merdeka Belajar sehingga peserta didik dapat memaknai peristiwa penting ini sebagai proses belajar yang menarik dan selalu di ingat lalu apa yang dikuatkan dari pembelajaran kunjunga ke Museum kali ini.

Kegiatan yang telah berlangsung beberapa saat lalu ini tanpa disadari telah menumbuhkan keseluhan  karakter profil pelajar pancasila dari awal proses hingga akhir.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi terkait proses yang terjadi dari awal hingga akhir, kunjungan museum kali ini dilaksanakan oleh peserta didik kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Cibiuk. Ide ini tercetus dalam materi IPTEK kebetulan letak sekolah dekat dengan Museum tidak terlalu jauh karena ada KA Lokal dari Leuwigoong Garut - ke Stasiun Bandung yang tiket keretanya tidak terlalu memberatkan peserta didik PP Rp.15.000.- Perjalanan ke museum ini terbagi ke dalam dua waktu yang berbeda dan keduanya memiliki cerita unik yang muncul dari gagasan kreatif para peserta didik.


Dari ide tadi kemudian peserta didik mulai merencanakan dan mendiskusikan semua prosesnya guru hanya mendapingi dalam proses meminta ijin, dan merencanakan pembelajaran  pada proses ini  peserta didik melakukan kolaborasi bersama rekan sejawat guru dan pihak terkait, kemudian saling peduli dan berbagi dengan rekan sejawat dalam hal merencakanan menu makan yang nantinya saling melengkapi (karena beberpa siswa ada yang tinggal di PONPES Pondok Pesantren sehingga tidak memungkinkan untuk membawa bekal makanan yang banyak). 

Setelah proses perencanaan terlaksana peserta didik bersiap untuk berangkat, selama perjalanan dari stasiun hingga sampai ke lokasi peserta didik saling menghargai satu sama lain antara penumpang, karena perjalanan kereta menggunakan KA Lokal garut yang menjadi tranportasi pilihan murah meriah dan selalu banyak peminat sehingga gerbong-gerbong kereta selalu penuh. Sesekali pesertadidik terlihat mempersilahkan orang-orang yang baru datang untuk duduk terutama yang menurut mereka prioritas seperti ibu hamil, orang tua dengan Balita, dan Lansia. Bagi saya seorang guru melihat proses seperti ini bagian dari penialaian karakter yang sangat berharga karena dapat menumbuhkan kedewasaan mereka.


Tibalah di Stasiun Bandung Pukul 09.00 WIB, transfortasi menuju ke museum yang memungkinkan hanyalah angkot sehingga peserta didik bersama saya mencari carteran angkot proses negosiasi terjadi antara sopir angkot dan kami sebagai kesepakatan ongkos per orang adalah Rp. 5.000.- sampai ke depan Museum.

KA Lokal Cibatuan


Sesampainya di Museum peserta didik secara bersama-sama membuka bekal mereka untuk makan dan berbagi makanan satu dengan lainnya. Dalam proses ini peserta didik menunjukan Ahlak kepada sesama rekan sejawat dengan saling berbagi dan menghargai satu dengan lainnya. Tibalah masuk kunjungan ke Museum.

Kegiatan yang sangat menarik peserta didik sangat antusias lembar kerja sudah siap di tangan masing-masing mereka mencari tahu tentang tekhnologi pertambangan. Lantai satu hingga lantai 2 mereka lalui dengan penuh keseriusan, antusias yang sama sekali tidak pernah saya lihat di dalam kelas, pada pemberangkatan pertama hal paling menarik saat di museum adalah melihat satu anak yang begitu antusias, padahal dalam keseharian belajarnya ia terlihat biasa saja bahkan seringkali di cap pemalas oleh lingkungannya tapi pada kegiatan ini ia berlari kesana kemari dan beberapa kali menjumpai saya untuk menanyakan hal baru yang ia temukan. Berbeda dengan kunjungan ke dua dengan kelas yang berbeda secara tidak sengaja saya bertemu dengan murid terdahulu saat masih mengajar di kuningan mereka bercerita tentang kegiatan kunjungan museum kepurbakalaan di kuningan yang pernah mereka lakukan bersama saya. 

Dua jam berlalu kunjungan museum sudah berakhir, ini bagian paling seru, saya ceritakan dulu kelompok pertama. Karena kegiatan ini semua diserahkan pada peserta didik jadi semua kegiatannya mereka yang menentukan jadwal kereta pulang pukul 18.55 jadi waktu masih tersisa banyak sekali  kelompok pertama kelas XII IPS 1 merencanakan istirahat di masjid museum hingga matahari tidak terlalu terik dan mereka akan menentukan kemudian. pada kegiatan ini terlihat bagaimana mereka mengelola bosan dengan mengobrol mencari tahu dan berkeliling di luar museum, belajar membaca tanda seperti larangan makan di masjid, dilarang berisik dan lainnya sebagai wujud ke bhinekaan global yang mereka tunjukan.

Menatap Gedung Sate

Matahari mulai meredup, mereka mulai menghitung sisa uang, sebenarnya masih ada beberapa museum di sekitar seperti museum gedung sate dan museum pos namun uang yang mereka bawa tidak cukup sehingga mereka hanya melihat dari luar saja, beberapa anak ada yang berjanji ingin ke sini kembali jika kelak mereka sudah bekerja atau lanjut kulian. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke Stasiun walaupun waktu baru menunjukan pukul 15.30.

Menunggu menjadi ajang kami saling berbagi, banyak hal mendengarkan cerita tentang cita-cita menjadi tukang cukur dan merantau ke Kalimantan, kemudian ada juga yang bercerita rencana pergi ke Jepang atau lanjut kuliah. Namun ada satu hal yang juga tak kalah menariknya terkait perbincangan bagaimana sebagai pesertadidik ingin dihargai dan di dengar oleh sekolah, bagian ini yang menjadi refleksi kita bersama dan proses saling mamahami dan belajar.


Episode Ke 2



Episode ke dua dengan kelas berbeda yaitu kelas XII IPS 2, kelas ini jumlahnya lebih banyak dari kelas sebelumnya di awal saya mengira akan sangat sulit mengatur mereka ternyata saya salah besar perencanaan mereka jauh lebih matang dari kelas sebelumnya😁. Proses berangkat tak jauh berbeda dengan kelas pertama namun karena kelas ini pemberangkatan kedua jadi semuanya telah belajar dari kesalahan pemberangkatan ke 1, hal yang membuat saya terkejut di kelas ini muncul satu orang yang dikelas tidak pernah sama sekali banyak bicara namun selama proses ini berlangsung ia menjadi leader yang sangat hebat dari perencanaan hingga pelaksanaan. 

Kelas ini setelah dari museum geologi memilih untuk pergi ke Alun-alun bandung dan melihat museum KAA, dari Alun-alun Bandung kami jalan kaki sampai ke Stasiun bandung.

Jalan Asia Afrika
Selama kegiatan kunjungan ke Museum ini banyak sekali informasi yang sebelumnya saya sebagai pengajar tidak pernah tahu dan menjadi tahu dari perbincangan-perbincangan kecil selama masa istirahat atau selama berjalan yang membuka mata saya dengan sudut pandang baru tentang mereka semua. Semoga kegiatan ini menjadi momen penting bagi mereka dan dikenang selalu sebagai pembelajaran sepanjang hayat.

Salam dari Pak Wawan Hermawan.😁









Minggu, 08 Oktober 2023

Belajar Sejarah Dengan Google Arts & Culture

 

Menjelajah Borobudur


Sejarah31.com-Sedang bingung mencari konten belajar sejarah yang seru dan menyenangkan, kini penulis ingin berbagi situs yang disediakan oleh google yaitu google Arts & Culture dalam situs ini ada beberapa keseruan yang ditawarkan salah satunya adalah menjelajah ke bangunan atau museum-museum yang ada di hampir seluruh penjuru dunia secara virtual.

Menikmati karya-karya seniman internasional juga menelusuri bangunan-bangunan bersejarah kini bisa dalam hitungan detik. Keseruan situs ini tidak hanya sampai situ saja Google Arts & Culture juga mnyediakan beberapa permainan yang bisa dinikmati oleh pelajar seperti permainan berpetualang dan juga permainan membuat replika karya para seniman.

Jadi tunggu apa lagi ayo bermain dan berpetualang buat ruang-ruang belajar menjadi tempat seru untuk melakukan penjelajahan dan permainan.


Penulis : Wawan Hermawan


Rabu, 09 Agustus 2023

Buku Pelajaran Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas XII

 Hallo pembaca semua, buku pelajaran Sejarah kelas XII ini merupakan rujukan dari pemerintah sesuai CP (Capaian Pembelajaran) sehingga dapat digunakan dengan mudah keudian dapat disesuaikan dengan Alur Belajar yang ada dilingkungan belajar masing-masing.

Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog

Senin, 24 Juli 2023

Pendakian Gunung

Oleh: Cece Ubaedilah 

Catatan sejarah tentang pendakian gunung sangatlah minim, namun diketahui bahwa melakukan perjalanan panjang melewati hutan hingga ke puncak sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada zaman dahulu. Aktivitas yang dilakukan bukan benar-benar mendaki gunung seperti yang berkembang saat ini, tetapi tujuannya adalah untuk kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan spiritual, kebutuhan makanan, atau untuk melakukan ziarah.

Dok. Pribadi Penulis 
Tanpa disadari, aktivitas tersebut kemudian menjadi hal yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia hingga saat ini, khususnya bagi masyarakat lokal. Menempuh perjalanan yang terbilang cukup jauh, melewati medan yang sulit, ditambah kondisi cuaca yang susah ditebak menjadi hambatan tersendiri. Tetapi dengan niat yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidup, hambatan pun dapat dihadapi dan dilalui.

Sejarah Pendakian Gunung di Dunia

Pada abad 13 dan 14, masih banyak gunung yang tidak bisa dijamah oleh manusia, bahkan masih terisolasi. Hingga pada akhir abad ke-19, Antoine de Ville melakukan pendakian gunung pertama kali di dunia. Tepatnya pada tahun 1492 di Mont Aiguille. Pada saat itu, Antoine de Ville diperintahkan oleh Charles VII, Perancis. Untuk mengukur skala gunung yang belum terjamah manusia, yang kemudian dinamakan Mont Aiguille tersebut.

Dikarenakan pada saat itu kawasan gunung masih kental untuk urusan keagamaan dan penelitian meteorologi, maka tim Antoine berharap bisa bertemu dengan Dewa di puncak gunung. Namun ternyata, mereka hanya menemukan hamparan padang rumput yang luas.

Hingga tahun 1852, kegiatan mendaki gunung merupakan aktivitas akademik. Di mana para ahli berlomba untuk mengukur ketinggian puncak-puncak gunung untuk diteliti. Mereka bahkan takjub ada puncak di Irian Jaya yang terletak di garis khatulistiwa, tetapi terdapat salju di sana.

Beberapa tahun kemudian, kegiatan puncak gunung berubah tujuannya, dari penelitian akademik menjadi ajang olahraga. Hal ini digawangi oleh Alfred Wills yang meletakkan sebuah tanda di Pegunungan Alpen. Yaitu di Puncak Wetterhorn, titik bahwa dialah orang yang menggawangi peristiwa bersejarah tersebut. Lalu pada 1857, sebuah klub pendakian pertama dibentuk di Inggris yang bernama Alpine Club.

Catatan Sejarah Mendaki Gunung di Indonesia

Menurut catatan yang ada, di tahun 1700-an kegiatan menyusuri hutan hingga tebing untuk mencari sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau di Karangbolong-Jawa Tengah pernah dilakukan. Kegiatan tersebut bisa jadi merupakan salah satu awal mula inspirasi kegiatan mendaki gunung di Indonesia. Tempat itu bisa menjadi bukti bahwa masyarakat pada zaman dahulu sudah beraktivitas menyusuri gunung untuk berbagai kebutuhan.

Kemudian semakin berkembangnya waktu, kegiatan mendaki gunung dengan tujuan menikmati alam hingga ke puncak pun muncul dan populer hingga saat ini. Tentunya, perlu dibarengi dengan pengetahuan yang ada, persiapan yang matang, agar perjalanan tetap aman dan nyaman, serta dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi.

Tahun 1964 tercatat sebagai tahun terbentuknya kelompok pecinta alam di Indonesia yang dibentuk oleh mahasiswa, yaitu Mapala UI di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Di tahun tersebut, pendakian berhasil dilakukan di Puncak Carstensz dengan ketinggian 4884 mdpl oleh pendaki Jepang beserta 3 ABRI, yaitu Fred Athaboe, Sudarto, dan Suginin yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih. Setelah tahun tersebut, banyak kegiatan pendakian gunung yang dilakukan di gunung-gunung di Indonesia. Hingga pada 1971, Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya Wijaya yang dilakukan oleh anggota Mapala UI serta beberapa orang di luar kelompok.

Meskipun sekarang kegiatan mendaki gunung dilakukan oleh banyak orang, tetapi pendakian gunung tetap merupakan kegiatan yang tidak bisa dilakukan sembarangan. Banyak hal yang harus diperhatikan oleh setiap pendaki, terutama tentang kesiapan fisik. Terlebih ketika gunung yang ditargetkan untuk didaki adalah gunung yang begitu tinggi dengan medan pendakian yang tidak mudah untuk dilalui. Selain kesiapan fisik, peralatan mountaineering yang memadai juga wajib disiapkan.

Sumber :eigeradventure.com


Selasa, 06 Juni 2023

Tulang Punggung

sejarah31.com- 23 Juli 2022 hari kedua mengajar di sekolah setelah libur panjang, pada awal-awal pembelajaran saya biasanya melakukan sesi wawancara dengan pesertadidik, namun tidak secara keseluruhan saya lakukan wawancara biasanya sample atau mereka yang memiliki prilaku secara kasat mata cukup super tentunya jika dilihat dari sudut pandang orang dewasa. Hal ini bertujuan untuk mendiagnosis dan menemukan obat yang tentunya baik. 

Wawancara kali ini tema nya tentang melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, awalnya tentu saya melontarkan pertanyaan ini secara umum untuk melihat respon secara acak. Dari 20 siswa hanya ada 1 orang yang berencana untuk kuliah, sebenarnya lingkungan di sini memang belum sampai situ pernah ditahun kemarin saya bertanya perihal yang sama pada peserta didik ada respon yang sangat mendasar menganggambarkan tentang lingkungannya, jawaban sederhana itu adalah, karena mereka yang kuliah lebih banyak menganggur dan tidak kerja. 

Ternyata masih banyak peserta didik saya yang beranggapan jika sekolah akan berkorelasi dengan penghasilan. Selanjutnya saya coba menjelaskan tentang bagaimana sekolah sebenarnya membangun lingkungan jadi bersekolah itu bukan untuk pribadi tapi untuk lingkungan sekitar lingkungan yang kuat tentunya kumpulan dari banyak pribadi yang terpelajar dan menganggur tidak ada kaitanya dengan sekolah, entah mengerti atau tidak tetapi rasa-rasanya saya harus menyampaikan ini pada mereka.


Kembali pada kelas tadi, 1 orang yang ingin kuliah ok lebih baik dari pada tidak ada sama sekali, namun yang mencuri perhatian adalah peserta didik perempuan yang berinisial "ST" anak ini telah mencuri perhatian saya semenjak pertama kali jumpa di kelas X karena kecerdasannya cukup baik ketimbang temannya, namun masuknya ST ke sekolah juga membawa kisah cukup aneh, ST ini adalah seorang siswi yang cerdas bahkan menjadi murid teladan semasa SMP, namun impiannya masuk sekolah Negeri terkubur karena tertinggal informasi dan ketidak tahuan orang tua, begitupun saat tahun berikutnya pupus sudah impian di sekolah negeri. Cerita dari orangtunya ST ini semakin sering menyendiri tetapi sendirinya dia tidak terlepas dari bacaan, baik koran ataupun buku paket, ibunya sempat bingung, akhirnya berkonsultasi dengan sekolah tempat saya mengajar ST masuk pertengahan semester satu.

Desas desus tentang kecerdasannya tidak diragukan lagi di kantor semua membicarakannya namun semua pengajar bingung bagaimana berkomunikasi dengannya, karena ia hanya akan menjawab saat diberikan pertanyaan dan mengangguk jika jawaban itu hanya ya atau tidak, saat diskusi ia lebih sering dibelakang layar dan membantu menjawab pertanyaan yang di tujukan pada kelompoknya di atas kertas ST ini memang tidak diragukan cemerlang. Sekarang ST sudah kelas XII belum ada satupun guru yang tahu ia akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau menjadi masyarakat pada umumnya. Hari itu saya mencoba melakukan wawancara dengan ST.

"Nak apa rencana kamu setelah lulus dari sekolah ini?"

"Kemungkinan saya akan bekerja, karena saya adalah tulang punggung, anak paling besar di keluarga." Keputusan ini sebenarnya hak dari ST namun jawaban ini juga belum sepenuhnya utuh karena saya masih melihat ada yang di sembunyikan oleh ST. 

"Oh Sudah Kuat?"

"Maksudnya Pak kuat Bagaimana?"

"Menjadi tulang punggung? kalo belum kuat nanti bengkok lebih lagi patah hehe," senyum di akhir mencoba mencairkan suasana perbincangan kami, karena ST masih dingin menanggapi pertanyaan saya. setelah itu barulah ST bercerita tentang rencana sesungguhnya. Dalam benaknya ST masih bermimpi untuk Kuliah bahkan ia mengeluarkan kalimat yang membuat saya cukup terkejut,

"Untuk apa saya juara satu bahkan Juara umum jika pada akhirnya saya tidak sekolah." ungkapan ini menggambarkan jika ST memiliki mimpi yang lebih jauh namun dibuat kerdil oleh lingkungannya. selama percakapan ST terus tertunduk ia tak banyak bicara, selanjutnya ia bercerita jurusan yang ia minati dan mimpinya ke depan.

Pesan saya pada ST, jadilah tulang punggung yang kuat, salah satu alat untuk menguatkan tulang punggung adalah pendidikan jangan sampai menjadi tulang punggung yang rapuh karena akan menghasilkan sesuatu yang mudah roboh. 

"Tujuan Pendidikan itu Untuk Mempertajam Kecerdasan, Memperkukuh Kemauan Serta Memperhalus Perasaan" Tan Malaka


Garut 2022

Kontributor : Wawan Hermawan 

Sabtu, 03 Juni 2023

"Mari kenalkan sikecil pada buku"

 sejarah31.com- Membiasakan membaca buku pada anak tidak bisa secara instan, perkenalan dengan buku harus dimulai sedini mungkin. Perkenalan ini bermaksud untuk membangun minat baca mereka pada buku, banyak sekali penelitian mengenai manfaat membaca buku pada anak, Strouse (2018) dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa buku memberi pengaruh dalam membantu anak-anak untuk memahami, menyesuaikan diri, dan berperan di lingkungan terdekatnya. 

Sedikitnya ada 6 manfaat penting dari buku bagi anak-anak, 

  1. perkembangan berfikir simbolik,
  2. Pemahaman antara fantasi dan kenyataan
  3. penguasaan bunyi, huruf, kata, dan kalimat
  4. keterampilan memecahkan masalah
  5. pemahaman nilai moral
  6. kegembiraan.
ke enam manfaat ini akan dirasakan anak dan juga orang tua jika didekatkan dengan buku dalam kesehariannya, selain itu kita juga sama-sama memahami jika dunia anak-anak adalah dunia main dan bermain banyak sekali manfaatnya bagi anak-anak terutama yang sedang dalam masa pertumbuhan, lantas apa hubungannya buku dengan bermainnya anak-anak. Bagi anak-anak yang belum bisa membaca perkenalan dengan buku adalah dengan cara yang berbeda mereka akan melihat buku sebagai alat bermain mereka, maka jiga kita salah memberikan buku pada fase perkembangan tersebut maka bisa-bisa buku tersebut hanya akan jadi robekan kertas dan pada akhirnya hanya menjadi sampah.

Selain jenis buku kita juga harus mengenal fase baca pada anak-anak supaya apa yang kita suguhkan tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat menurut Jeanne S. Chall, seorang psikolog, pendidik, dan ahli literasi anak usia dini dalam bukunya yang berjudul Stages of Reading Development mengidentifikasi 6 tahap perkembangan membaca ini beserta karakteristik di setiap tahapnya. Proses membaca yang dimaksud bukan hanya pada pengenalan huruf namun juga makna dari setiap bacaan.

Dalam setiap fase membaca terbagi kedalam usia tertentu dengan istilahnya masing-masing berikut tahapan membaca menurut Jeanne S. Chall

1. Pre-Reading (6 bulan - 6 tahun)

Tahap pertama ini disebut dengan pre-reading, dalam tahap ini anak-anak masih dalam tahap belajar sehingga anak-anak akan melakukan kegiatan seolah-olah sedang membaca. Maka pada fase ini anak-anak perlu didampingi karena informasi yang ia serap adalah tiruan dari orang dewasa yang sering membacakan buku untuknya. Secara perlahan anak anak akan mulai mengenal huruf dan juga bentuk dari apa yang sering dibacakan. Pada fase ini anak-anak juga mengenal buku sebagai mainan, sehingga buku-buku bergambar dan tebal lebih disarankan.




2. Initial Reading & Decoding (6-7 tahun)

Pada tahap ini anak-anak sudah pada tahap membaca sesungguhnya, karena di usia ini anak sudah mulai mengenali hubungan antara huruf dan bunyinya (fonologi) serta mulai membaca teks singkat yang terkandung kata-kata sederhana. Agar kemampuan baca anak optimal, sediakan banyak buku cerita sederhana pada anak kemudian mulailah membiarkannya membaca secara mandiri. Fase ini juga keterlibatan orang tua masih sangat berperan karena anak-anak masih membutuhkan bantuan sesekali ketika mereka tidak memahami kata ataupun kalimat baru yang mereka temukan, sehingga orang tua perlu ada dan mendampinginya sesekali orang tua juga perlu membacakan buku bagi anak-anak di usia ini. Jika orang tua memiliki keterbatasan dengan jumlah buku yang dimiliki perpustakaan dapat menjadi solusi, atau menggunakan jejaring internet dengan memanfaatkan buku-buku digital. Beberapa jejaring yang bisa membantu orang tua dalam mengenalkan bacaan pada fase ini. Silahkan Klik tautan di bawah.


3. Confirmation & Fluency (7-8 tahun)

Anak- anak pada usia ini sudah mulai memupuk kemandirian dalam membaca dalam tahap ini sudah dapat memahami konteks dan cerita lebih dalam lagi. Tidak hanya sampai disitu, si anak juga mulai bisa mengaitkan apa yang ia baca dengan apa yang dengan yang ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya cerita dengan tema pertemanan di sekolah, kegiatan harian di rumah, dan tema-tema lainnya yang dekat dengannya. Pembaca pada usia ini juga dikenal dengan pembaca awal B2, sehingga saat menyuguhkan buku-buku di usia ini biasanya teks bacaannya sudah lebih dari 3 baris. Contoh buku kategori B2 
Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
ISBN
978-602-244-928-7
Edisi
1
Penulis
Ana Falesthin T. A.




4. Reading for Learning the New (9-14 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak mulai membaca untuk tujuan mempelajari pengetahuan serta ide baru. orang tua dapat memberikan berbagai jenis bacaan untuk ia baca, mulai dari buku cerita yang lebih panjang, koran, majalah, dan sebagainya. 

5. Multiple Viewpoints (15-17 tahun)

Selanjutnya tahapan perkembangan membaca dari anak-anak menuju remaja di fase ini sejatinya sudah mampu membaca tulisan yang lebih abstrak, kompleks, dan mengandung banyak berbagai perspektif berbeda, diharapkan juga sudah mulai menganalisis dan bersikap kritis terhadap apa yang sedang ia baca. Ajak anak remaja Anda untuk membaca buku dengan bidang ilmu dan tema yang beraneka ragam, agar pengetahuannya semakin bertambah. Posisikan diri anda sebagai rekan diskusi anak anda yang sedang bertumbuh remaja.

6. Construction & Reconstruction (18 tahun ke atas)

Fase ini diharapkan sudah dapat memahami bacaan dengan baik dan bersikap kritis dengan apa yang dibaca. 

Membaca  berfungsi untuk mengintegrasikan pengetahuan yang ia dapatkan dengan pengetahuan orang lain. Seperti di aungkapkan di awal jika kemampuan membaca tidak akan tumbuh dengan sendirinya dan memang harus terus diasah, hal yang sering dilupakan adalah memulai namun tiba-tiba menginginkan hasil yang sama dengan jarak mulai yang berbeda.

"Mari kenalkan sikecil pada buku" 😊

Jumat, 02 Juni 2023

Membuat portofolio digital menggunakan "Google Sites"

 sejarah31.com- Pada era informasi serba cepat portifolio menjadi hal yang sangat penting terutama untuk pengembangan karir. Dalam dunia pendidikan sendiri terutama guru menyusun portofolio merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan, hal tersebut untuk menunjang karir maupun mengamati perkembangan peserta didik.

Portofolio sendiri biasanya merupakan kumpulan tugas-tugas pribadi yang kemudian tersusun rapih untuk dikemudian hari jika dibutuhkan dapat digunakan kembali. Namun portofolio berbentuk fisik hanya dapat dilihat oleh pribadi ataupun orang lain ketika dibutuhkan bahkan tidak jarang hal-hal penting tersebut tercecer, untuk mengatasi permasalahan ini maka membuat portofolio digital menjadi hal cukup penting. portofolio digital ini juga dapat dilihat oleh banyak orang dimanapun mereka berada, tujuannya agar orang-orang dapat melihat kemampuan kita dalam bidang yang sedang kita geluti.

Banyak sekali flatform yang dapat digunakan untuk tujuan pembuatan portofolio digital kita, dari banyaknya flatform yang ada Google Sites adalah salah satu yang cukup mudah untuk di operasikan, bahkan pemerintah pada program Merdeka Belajar menjadikan flatform ini sebagai tugas yang diberikan kepada Calon Guru Penggerak. Hal ini juga ditujukan untuk melihat progres perkembangan Calon Guru Penggerak dalam mempraktikan hasil dari pelatihannya.

Mari mulai ikuti langkah-langkahnya

  • https://sites.google.com/ 
  • jika belum memiliki akun maka silahkan log in (untuk akun belajar.id flatform ini tersedia di pilihan)  
  • Jika sudah maka kita akan disuguhkan beberapa pilihan tema untuk mempermudahnya maka lebih baik pilih tema portofolio

Pilihan Tema

  • setelah anda berada pada tema tersebut kemudian tentukan Tombol Pilihan Halaman pada bagian atas (tombol ini berfungsi agar pembaca dapat melihat bagian-bagian tertentu)


  • jika jumlah halaman kurang maka bisa menambahkanya dengan menekan tombol + pada bagian bawah dan pilih Halaman Baru


  • Sekarang Halaman sudah jadi tinggal mengisinya untuk mengisi halaman-halaman tersebut pastikan sedang ada pada tombol halaman tersebut contoh : sedang mengisi profil pastikan kita sedang bekerja di tombol profil biasanya Halaman yang sedang kita gunakan berwarna lebih gelap atau tebal.




  • Pada setiap halaman yang kamu buat kamu bisa mesisipkan beberapa piture piture ini dapat kamu gunakan untuk menambah link video atau tulisan pdf kita, Pada goole site ini pembuatan foto atau gambar bergeser sudah disedian pada tombol Carousel 
Selamat berkreasi membuat portofolio digital anda. 


CATATAN (Ingatan kolektif dari perjalanan sebagai pengajar tentang peserta didik) - SIBONGSOR

 



sejarah31.com-Kota yang kering dan gersang jalanan lebar mobil-mobil besar melintas lebih sering dari biasanya, pertamakalinya merantau sebagai seorang guru. Berkumpul disatu rumah dengan beberapa teman yang sudah lebih awal merantau ke daerah ini, datang dengan semangat ingin mengajar hampir pupus karena setelah seminggu disini tidak ada respon baik dari beberapa sekolah yang dikunjungi.

Teman-teman tidak banyak merespon keluhan-keluhan yang saya utarakan bekal sudah menipis, namun bukan berarti tanpa solusi, akhirnya teman menyarankan untuk mengajar di sekolah dasar dengan mengandalkan relasi dari orangtuanya, oke saya terima pantang pulang jika layar telah berkembang. 

Sekolah dasar pertama lokasinya cukup jauh dari rumah singgah saya, melewati luasnya sawah dan aliran irigasi yang panjang, dinding tembok yang menghadap ke jalan penuh dengan coretan coretan dari cat kaleng, pagar depannya ompong sebagian. Bertemu dengan rekan-rekan guru, saya ditugasi mengajar di kelas 3 di luar anak-anak menyambut heran kedatangan saya ya anak kecil memang selalu penasaran dengan hal baru.

Masuk dan duduklah saya di kelas dari deretan meja dan kursi saya melihat satu anak yang lebih bongsor dari yang lainnya kemudian saya memperkenalkan diri kepada mereka tidak ada hal rumit yang saya sampaikan karena mereka masih kelas 3. Saya mencoba mendengarkan satu persatu perkenalan mereka nama-nama yang lucu dan sederhana namun penuh harapan dan makna dari orang tua mereka.

Waktu Istihat tiba, saya kembali ke kantor dan mencari tahu tentang anak murid yang terlihat berbeda, bongsor disini bukan pada perawakannya saja tapi pada usianya yang juga berbeda dari teman lainnya. Ternyata ia adalah pesertadidik yang sudah tidak naik kelas karena keterlambatannya dalam membaca seharusnya ia sudah kelas lima namun karena dalam penilaian membaca ia tidak sehabat kawan lainnya akhirnya ia masih berada di kelas 3 dan itupun masih belum bisa menyesuaikan dengan teman lainnya.

Hari berikutnya saya datang dan membawa kepenasaran yang ingin segera terjawab terutama tentang si bongsor. Kegiatan mengamati saya mulai, pengamatan ini bukan hanya fokus pada si bongsor tapi juga pada seisi kelas. Setelah hari kedua dan hari-hari berikutnya saya memilih tetap di kelas saat istirahat. Bukan tanpa alasan memilih di kelas, saya hanya ingin mengetahui prilaku mereka lebih jauh dan membangun kebiasaan baru yaitu berkenalan dengan buku bacaan walaupun buku bacaan di dalam kelas baik fisik maupun usia sudah lapuk.

Saya mulai merapihkanya tanpa mengajak satupun peserta didik tapi mereka berdatangan dan menawarkan diri untuk membantu bahkan anak-anak di luar kelas dipanggil untuk membantu oleh rekan lainnya yang berada di dalam, prilaku mereka membuat saya terkejut dan terharu. setelah selesai bebenah mereka kembali ke tempatnya masing masing, saya menggambil satu buku dari rak tersebut dan membacanya di meja guru kemudian satu persatu anak-anak mengambil buku juga dari rak buku walaupun pada dasarnya mereka belum sepenuhnya bisa memahami apa yang mereka baca, kecuali sebagian anak laki-laki karena mereka sedang asik main bola di luar.

Kegiatan ini terus saya ulangi sampai hampir selurunya anak-anak kelas tiga menyempatkan memegang buku diawal-awal jam istirahat (tidak ada tuntutan dari saya sejauh mana mereka membaca, tertarik dengan buku saja sudah sangat cukup dan membuat saya bahagia), Kecuali si bongsor dia belum tertarik dan lebih sering bermain diluar sampai suatu hari ia membawa mainan dari lilin yang di jual oleh pedagang diluar sekolah. Saya coba mengamati hasilnya ternyata lilin-lilin yang ia susun memiliki bentuk yang sangat menarik tidak hanya bentuk bahkan perpaduan warna menyerupai bentuk aslinya.

Keesokan hari saya membawa beberpa lilin dan membagikannya pada anak-anak, kemudian meminta mereka membuat bentuk buah-buahan beberapa anak kesulitan bahkan beberpa kali bertanya pada saya, namun sibongsor asik menikmati bahkan selain buah-buahan ia juga membentuk pak tani dan bercerita tentang bentuk-bentuk yang ia buat, senyumnya mengembang seraya menunjukan jika ia menang wajahnya begitu gembira saya masih mengingatnya. Bongsor berkeliling ke meja teman-temannya sembari mencoba mengajari satu persatu teman lainnya. Sepertinya membaca bukan garis start seperti anak-anak lainnya dalam belajar, sehingga Bongsor terlihat lelah mengejar ketertinggalan.

Keesokan harinya saya selalu memulai dengan memenuhi kebutuhan bongsor jika teman-temannya membaca ia saya minta menggambar, melihat reaksinya ia memang ada di dunia itu. lambat laun gambar-gambar dan bentuk-bentuk itu saya sulap menjadi huruf-huruf, kata, hingga kalimat. sekarang Bongsor sudah siap dengan garis star yang sama dengan anak lainnya. Sebagai bonus karena ia sudah ada di garis star saya mengatarkannya pulang ke rumah, sampai depan pintu tidak ada sambut riang dari ibu ataupun ayahnya bongsor masuk dan hanya melambaikan tangan pada saya.

Perjalanan saya tidak lama di sini hanya satu bulan tidak ada perpisahan, saya mengakhiri mengajar dengan mengirimi surat pada menteri pendidikan dari alamat yang saya dapat di internet, yang intinya tolong kirimi sekolah itu banyak buku baru. Saya tidak tahu sampai atau tidak surat tersebut, sebagai pengingat terakhir di perjumpaan saya dengan mereka saya meminta mereka menuliskan cita-cita mereka di belakang buku tulis yang mereka miliki. Semoga tulisan itu mereka temukan kelak saat mereka dewasa saat mereka lelah kemudian jadi obat semangat, dan mengingatkan mereka hari-hari panjang yang telah mereka lalui.


Cikampek 2012

Wawan Hermawan


Minggu, 28 Mei 2023

ABOUT US



Hai...Salam kenal dari kami berdua pemilik Blog ini.

Kami berdua berprofesi sebagai tenaga pendidik pengampu mata pelajaran sejarah, karena keseharian kami mengajar sejarah serta sering melakukan perbincangan-perbincangan seputar dunia pendidikan dan sejarah maka kami memutuskan untuk membuat blog ini sebagai artefak ingatan kami.

Nama kami Berdua Wawan Hermawan dan Nur Tri Kartini.

Pertemuan kami sebagai guru sejarah dimulai sejak 2012 di Aceh Timur sejak itu kami berdua sering berdiskusi mengenai dunia pendidikan dan sejarah. 

Tahun 2019 saat pandemi aktivitas kami berdua lebih sering dihabiskan bersama laptop dan perbincangan di dunia maya, akhirnya kami berdua sepakat untuk menyimpan perbincangan-perbincangan kami berdua di blog sejarah31.com.

Wawan Hermawan saat ini mengajar di SMA Negeri 23 Garut, sedangakan Nur Tri Kartini pengajar di SMAN 10 Garut. Baik Wawan Maupun Nur Tri Kartini pernah bekerja sama baik  pada instansi yang sama ataupun kerjasama dalam bidang lainnya, pertama di SMAS mentari Alue Kaul Aceh Timur, SMPN 2 Rantau Selamat Aceh Timur, Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Negeri Jakarta, MA Husnul Khotimah Kuningan, MGMP MA Kab. Kuningan, MGMP Sejarah Garut.

Demikian perkenalan kami berdua jika berkenan untuk mengenal kami lebih jauh dapat melongok dimedia sosial kami berdua :

Instagram : wawankartini31 

                   nurtrikartini

Whatapp :081517597763

Selasa, 23 Mei 2023

Soedirman : Dari Guru Hingga Menjadi Panglima Besar



sejarah31.com-Siapa yang tidak mengenal Panglima besar Soedirman, tindak tanduknnya sebagai griliawan tidak dapat dipungkiri lagi membangun kekuatan di lereng-lereng gunung Wilis hingga Gunung Kombang untuk melakukan serangan mendadak terhadap iring-iringan Belanda. Walaupun fisiknnya yang ringkih namun pantang baginnya pulang dari medan perang. Tidak banyak orang tahu sebenarnnya pak Dirman adalah seorang guru lulus dari  Meer Uitgebreid Lager Onderwijir (MULO) setingkat SMP pada tahun 1934, Soedirman sempat melanjutkan pendidikan di Hollandsche Indisce Kweekschool (HIK) sekolah guru bantu di Solo, walaupun ia tak menuntaskan sekolahnya pada tingkatan ini dan memilih kembali ke Cilacap namun sedikit banyak telah menuntun Soedirman untuk menjadi seorang Guru. Pendidikan telah mengenalkan banyak hal pada Soedirman Kecil, pada masannya sekolah di MULO soedirman mulai mengenal Nasionalisme, hal ini disebabkan para guru yang mengajar di sana banyak aktif di Organisasi Budi Oetomo.

 Tidak pernah terpikirkan jika dia akan menjadi Panglima Besar, di balik tubuhnnya yang kurus ternyata Soedirman kecil sangat aktif dalam aktivitas kepanduan semenjak masuk sekolah ia telah banyak mengikuti aktivitas organisasi. Organisasi telah melatihnnya dalam hal disiplin, tak hanya itu berkat organisasi ia juga berkenalan dengan banyak orang hebat.

Karirnnya sebagai guru ternyata tidak main-main bahkan dalam waktu singkat ia dapat dengan segera menjadi Kepala Sekolah HIS Muhammadiyah. Mungkin jika Jepang tak datang ke Indonesia kita tidak akan mengenal ia sebagai seorang Jendral tapi pensiunan kepala sekolah Muhammadiyah. Pada tahun 1942-1943 sekolah resmi ditutup dan dijadikan markas dadakan Belanda, untuk menghadang Jepang yang mulai datang.

Sekolah ditutup, tidak memadamkan semangat Soedirman dalam berorganisasi bersama temannya dia mendirikan koperasi yang mereka namai Perkoperasian Bangsa Indonesia (PERBI), untuk menyokong perekonomian masyarakat yang mulai kritis di bawah pendudukan Jepang. Kontribusinnya dalam perkoperasian melambungkan namanya terutama di daerah Cilacap, pengalamannya diorganisasi sejak kecil telah menjadikan Soedirman seorang remaja yang kuat dan peka akan penderitaan rakyatnnya.

Nama Soedirman begitu terkenal di seantero Banyumas sebagai salah satu organisator ulung berkat kiprahnnya diberbagai organisasi yang ia ikuti. Bahkan sang istri Siti Alfiah dikenalnnya melalui organisasi, anak dari pengurus Muhammadiyah Cilacap ini kelak akan mendampingi Soedirman dalam segala kondisi suka maupun duka.

Bekalnnya ketika menjadi guru telah menjadikan Soedirman sebagai Jendral yang di cintai para Prajuritnnya sosoknnya yang ramah namun tegas dalam mengambil tindakan menjadikan Soedirman seorang yang kuat dan teguh pada pendiriannya.


Guru yang menjelma menjadi panglima

Organisasi koperasi yang ia bentuk bersama kawan-kawannya telah membesarkan namannya, Jepang yang saat itu telah datang ke Indonesia melihat gelagat Soedirman sebagai salah satu orang berpotensi untuk melancarkan semua kegiatan yang di rencanakan akhirnnya jepang mengangkat Soedirman sebagai anggota Syu Sangkai  atau Dewan Pertimbangan Keresidenan Cilacap.

Bagi Soedirman Belanda maupun Jepang pada dasarnnya sama datang dengan kekuatan untuk menjajah. Ketika itu Soedirman di tugasi untuk menagih hasil panen rakyat, tapi Soedirman selalu kembali dengan tangan kosong ketika menghadap tentara Jepang. Rasa cintannya pada rakyat kecil telah ia buktikan dengan keberaniannya memihak rakyat kecil agar tidak memberikan hasil taninnya jika keluarga mereka lebih membutuhkan.

Pembangkangan yang dilakukan Soedirman ternyata telah menggangu kegiatan Dai Nippon. Selanjutnnya Soedirman dikirim ke Bogor pada 1943 untuk mengikuti pendidikan calon Daidancho.  Dari sinilah Soedirman yang tadinnya guru dan organisator memulai karirnya dalam hal kemiliteran.

Sebelum Soedirman memutuskan menjadi bagian Daidancho sebenarnnya ia pesimis kerena kakinnya pernah terkilir, juga matannya yang kurang baik, namun setelah ia meyakinkan semua keluarga maka Soedirman siap mengikuti kegiatan militer. Bekalnnya di PETA membuatnnya dikenal dikalangan Militer, terutama di daerah jawa semua itu berkat kecakapannya dan kharismannya.

Soedirman merupakan lelaki yang cukup beruntung,walaupun pangkatnnya waktu itu hanya Kolonel, namun pria eks PETA ini cukup dikenal sehingga mendapatkan dukungan dari banyak anggota eks PETA. TKR yang dibentuk oleh pemerintah pada 5 Oktober 1945 sebenarnnya telah memiliki panglima besar yang di tunjuk langsung oleh Presiden Soekarno yaitu Soeprijadi. Namun Soeprijadi menghilang sejak pemberontakan di Blitar Mei 1945, hingga TKR memutuskan untuk kembali memilih panglima besar sebagai komandan tertinggi.

Pada 8 Desember 1945 Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat sebagai cikal baka Tentara Nasional Indonesia nantinya. Pak Dirman yang dulunnya hanya Guru kini telah menjelma menjadi seorang Panglima Besar, kiprahnnya tidak diragukan lagi taktik griliyannya sangat membuat Belanda kewalahan.

Sosok guru yang bersahaja seperti Soedirman dapat berubah seketika menjadi ahli stategi ketika bangsa ini membutuhkannya, demi kemerdekaan yang utuh ia korbankan semua kenyamanan dan memilih memasuki hutan, hingga akhir hayatnnya Soedirman dikenal Sebagai Panglima Besar.

Ketika itu bisa saja Soedirman memilih menjadi guru namun hatinnya berkata lain. Penjajahan ini hanya akan berakhir jika menghadapi perlawanan yang seimbang, semua kenyamanan yang ia miliki ia tanggalkan hutan bukan hanya tempat menyusun strategi tapi menjadi rumah keduannya untuk merebut kemerdekaan yang seutuhnnya. Sosok panglima besar bersahaja itu adalah seorang guru.


Kontributor:Wawan Hermawan


Sumber:

Tulisan Artikel ini bersumber dari Buku Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir Yang Disusun Oleh Tempo dalam seri buku: Tokoh Militer.

Senin, 22 Mei 2023

KERJA KELOMPOK PRESENTASI BERSAMA REKAN MAYA

 sejarah31.com- Perkembangan tehnologi sudah mengikis jarak satu dengan lainnya, sebagai tenaga pendidik dalam membuat penugasan biasanya meminta pesertadidik mempresentasikan hasil kerjanya. Namun dalam penugasaannya ada saja kendala seperti satu atau dua kelompok tidak bisa hadir karena alasan tertentu akhirnya pembuatan presentasi kelompok ini hanya bertumpu pada satu atau dua orang kelompok sisanya dan saat presentasi mereka jugalah yang harus menjelaskan presentasi tersebut.

Kini proses pembuatan presentasi sudah bisa dilakukan walaupun tidak dalam satu tempat yang sama, sehingga pembagian kerja saat akan presentasi bisa sama-sama dipahami betul dan tidak ada lagi alasan sedang berada di luar kota karena pengerjaanya bisa menggunakan gawai, beberapa platform seperti Canva bisa digunakan untuk membuat presentasi di ruang maya, Namun kali ini penulis akan mengajak pembaca memanfaatkan akun google  yang di dalamnya sudah tersedia pembuat presentasi yaitu SLIDE.

  • Buka akun google - cari slide (slide ini akan lebih familiar di Indonesia karena terbiasa dengan aplikasi Power Point)


  • sekarang mulai, jika ada template yang menurutmu sesuai untuk presentasi kamu bisa menggunakannya tapi jika tidak ada kamu bisa memulainya dengan lembar kerja kosong.
  • Jika kamu sudah terlanjur membuatnya di power point dan ingin temanmu juga mengerjakannya maka kamu tinggal menguploadnya ke google drive pribadimu-buka presentasi tersebut maka otomatis ia akan berada di slide.
  • jika kamu sudah ada dilembar kerjamu sekarang saatnya membagikan.


  • Pastikan Akses umum di rubah agar orang lain dapat ikut bekerja

  • Kemudian agar temanmu bisa bekerja maka pada bagian kanan pelihat di rubah menjadi Editor

  • sekarang kamu bisa membagikan link tersebut atau Memasukan email teman-temanmu secara langsung pada bagian tambahkan grup.
Sekarang dimanapun temanmu berada ia bisa mengerjakan tugasnya dan mempresentasikan bagiannya saat presentasi.


Minggu, 21 Mei 2023

Pembuatan Infografis Menggunakan CANVA Sejarah Kelas XI (SMA Muhammadiyah Cibiuk)

 sejarah31.com- kali ini kontributor ingin berbagi terkait pembelajaran sejarah peminatan untuk kelas XI pembuatan Infografis menggunakan Canva. Baik RPP, Presentasi materi dan LKPD sudah ada di dalammnya. Materi kali ini Respon Bangsa Indonesia terhadap Imperialisme dan kolonialisme.


Pengerjaan tugas ini dibuat secara berkelompok, dalam satu lembar kerja yang sudah disiapkan jadi pengajar hanya perlu menambahkan Email peserta didik pada setiap lembar kerja sehingga mereka bisa mengerjakannya dimanapun dan bisa menggunakan HP selama mereka memiliki kuota.

 Selamat ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi)




Contoh Hasil