Sabtu, 10 Februari 2024

Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Pada Pembelajran Sejarah

     Model pembelajaran merupakan pola yang dibuat oleh seorang pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukannya dapat berjalan sesuai rencana yang telah dituliskan sebelumnya dengan pertimbangan hasil evaluasi yang juga sesuai. Menurut Ismail Sukardi menyatakan bahwa model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa. Model pembelajaran yang ideal adalah model yang mengeksplorasi pengalaman belajar efektif, pengalaman belajar yang memungkinkan siswa atau seseorang mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah lingkungan belajarnya.

    Kali ini penulis ingin berbagi pengalaman terkait model pembelajaran Gallery Walk, serta penerapannya dalam pembelajaran sejarah, model pembelajaran ini sudah lama ada  Model Gallery Walk dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Model ini baik digunakan untuk membangun kerja sama kelompok (Cooperative Learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi. Model pembelajaran ini sedang populer saat ini karena digunakan juga dalam pembelajaran guru penggerak.

    Selanjutnya mari kita mulai menyusun pembelajaran gallery walk pada pembelajaran sejarah tema kita kali ini dampak Imperialisme dan kolonialisma bagi bangsa Indonesia Pembelajaran kelas XI Peminatan pada kurikulum 2013 (Tema dapat disesuaikan sesuai kebutuhan).

Proses Pembuatan Karya

    Tahap pertama Guru memberikan penjelasan terlebih dulu mengenai perbedaan Kolonialisme dan imperialisme serta sebab umum terjadinya imperialisme dan kolonialisme sampai ke Indonesia, kemudian peserta didik dibagi kedalam 4 kelompok besar dan membahas tema dengan poin masing-masing. Contoh :

Tema Dampak Imperialisme dan kolonialisme terhadap bangsa Indoneisa dalam bidang ekonomi

Media kali ini yaitu menggunakan kalender bekas (ini bertujuan mengurai biaya pembuatan agar tidak membeli karton) Semua Informasi berkaitan tema tersebut dapat dibuat semenarik mungkin adapun rubrik yang dinilai pada kegiatan ini sebagai berikut : 

Kriteria Penilaian:

1. Ketepatan Tema (20 poin):

   - Sejauh mana kelompok menggambarkan dan menjelaskan dampak kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

   - Kejelasan pemahaman terhadap perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan.

2. Kreativitas dan Inovasi (20 poin):

   - Sejauh mana kelompok mampu menyajikan ide dan informasi dengan cara yang kreatif.

   - Kesinambungan dan originalitas dalam konsep karya.

3. Ketelitian dan Kedalaman Analisis (20 poin):

   - Kemampuan kelompok untuk menganalisis dampak kolonialisme dan imperialisme secara mendalam.

   - Kedalaman pemahaman terhadap perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

4. Kualitas Presentasi (20 poin):

   - Keteraturan dan kelancaran presentasi selama galeri walk.

   - Penguasaan materi dan kemampuan menjelaskan dengan jelas.

5. Interaksi dengan Pengunjung (15 poin):

   - Kemampuan kelompok dalam menjawab pertanyaan dan berinteraksi dengan pengunjung galeri walk.

   - Kesigapan dalam memberikan informasi tambahan dan menjelaskan dengan rinci.

6. Estetika dan Keindahan Visual (15 poin):

   - Penggunaan media visual yang estetis dan mendukung konsep karya.

   - Kejelasan pesan yang disampaikan melalui elemen visual.

Skor Total: 110 poin

Keterangan Tambahan:

- Skor dapat dikurangkan jika ada plagiarisme atau penggunaan materi tanpa atribusi.

- Kebersamaan dan kontribusi setiap anggota kelompok akan diperhatikan.

- Poin tambahan dapat diberikan jika kelompok mampu mengaitkan dampak kolonialisme dan imperialisme dengan kondisi Indonesia saat ini.

Catatan Penting:

Pastikan setiap anggota kelompok memahami dan mampu menjelaskan aspek yang menjadi tanggung jawabnya. Kebersamaan dalam mempersiapkan dan menyajikan karya adalah kunci kesuksesan kelompok.

Semua Aspek ini perlu di impormasikan sebelum proses di mulai, setelah peserta didik memahami betul bagian-bagian ini maka guru siap untuk menjelaskan langkah berikutnya.

Proses Memilah Informasi dan Menuangkan dalam Media

Kelas akan dijadikan ruang gallery dimana setiap kelompok akan diberikan lembar pengamatan kelompok lain, sebagai bahan diskusi pada kelompoknya kemudian anggota kelompok menyiapkan pemapar karya 2 orang untuk menjelaskan hasil karyanya pada mengunjung.


Setelah itu peserta didik dibebaskan untuk menghias hasil karyanya tanpa meninggalkan esensi materinya. Jika proses membuat karya sudah selesai makan pertemuan berikutnya Gallery siap di buka peserta didik memamerkan karyanya pengunjung dibekali dengan lembar kerja contoh lembar kerja dapat di lihat pada bagian bawah




Terimakasih semoga menginspirasi 😀
Kontributor : Wawan Hermawan

Daftar Bacaan :

Ismail Sukardi, Model-Model Pembelajaran Moderen, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press, 2013)

Miftahul Huda, Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 

Selasa, 12 Desember 2023

Menjadi PP (Pengajar Praktik) Teman Belajar CGP (Calon Guru Penggerak) Angkatan 8 Kab.Garut

 " Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya. "

Ki Hajar Dewantara


Menemani perjalanan 5 calon Guru penggerak dalam belajar menjadi anugrah tersendiri dalam hidup saya, berada di tengah-tengah guru-guru hebat yang penuh semangat ingin tahu mengenai perubahan kurikulum merdeka serta menyiapkan diri menjadi pemimpin pembelajaran dikemudian hari.

Pertemuan pertama pada Lokakarya Orientasi dalam satu kelas berlangsung kegiatan belajar yang menyenangkan satu dengan lainnya saling berbagi pengetahuan belajar mengajar. Selanjutnya setiap bulan selama 6 bulan saya akan datang ke lokasi para CGP untuk menemani berproses dalam pembelajaran mengenai guru penggerak.

Lokakarya Orientasi

Pembelajaran Calon Guru Penggerak menggunakan model daring melalui LMS dan 3 modul yang harus CGP tuntaskan dalam setiap kali pertemuanya. Alur belajar CGP menggunakan Alur Merdeka (M=mulai dari diri E=Eksplorasi Konsep R=Ruang Kolaborasi D=Demonstrasi Kontekstual E=Elaborasi K=Koneksi Antar Materi A=Aksi Nyata) Pembelajaran daring ini kemudian diperkuat saat pendampingan langsung dan kegiatan Lokakarya.

Mendampingi proses belajar CGP selalu menjadi kenangan tersendiri karena selama 6 bulan di setiap bulannya kami bertemu dua kali saat pendampingan dan juga lokakarya. Pendampingan merupakan kegiatan konfirmasi, berbagi dan belajar CGP dalam setiap pertemuannya tema dan kegiatan berbeda. 

Kelompok CGP yang saya dampingin sebagian besar adalah guru-guru yang telah matang dan berpengalaman dalam dunia pengajaran semangat mereka tidak surut walaupun usia tidak muda lagi dari kelima anggota saya juga merekam semangat anak muda yang juga tak kalah ingin tahu dan berkembang menjembatani pendidikan  yang berpihak pada murid.

Teman? Sepertinya para CGP tumbuh menjadi keluarga karena selama 6 bulan saya merekam senda gurau,  semangat saling mengingatkan, hal demikian tadi semakin erat terlihat tak kala lokakarya berlangsung hingga puncaknya di Panen karya. Semoga semangat seperti ini bukan semangat seremonial belaka namun semangat yang terus terpupuk dan terjaga.

Tiada Loka Tanpa Kerjasama


Refleksi adalah Kunci

Terima Kasih Semoga Perjumpaan kita bukan perjumpaan semu namun perjumpaan bermakna😁


Rabu, 29 November 2023

MENGUBAH FILE PDF, WORD, ATAU POWERPOINT KE DALAM CANVA PENDIDIKAN DAN MENJADIKAN GAWAI MU POINTER

MENGUBAH FILE PDF, WORD, ATAU POWERPOINT KE DALAM CANVA PENDIDIKAN

Canva bukan hanya hadir sebagai aplikasi design grafis yang memudahkan banyak orang, namun banyak fitur yang juga sangat menarik dan dapat digunakan. Tidak hanya design grafis canva juga dapat digunakan untuk membuat web, sejarah31.com pernah membahas pembuatan Web pada postingan sebelumnya.

Pada kesempatan ini, sejarah31.com ingin berbagi mengenai bagaimana file pdf, word atau powerpoint yang kamu miliki agar dapat di edit di Canva dan bisa dijadikan bahan untuk presentasi kapanpun dengan menambahkan banyak elemen menarik yang tidak dimiliki pada dua aplikasi tersebut.

ikuti langkah-langkah berikut

 1. masuk pada situs canva.com log.in menggunakan akun belajar.id atau akun biasa

2. siapkan file yang akan kamu ubah dalam format pdf, word, atau powerpoint

3. unggah pada bagian unggah di pojok sebelaj kanan pada beranda canva mu

4. tunggu prosesnya beberapa saat kini file pdfmu bisa di edit di Canva.


MENJADIKAN GAWAI MU MENJADI POINTER

hal yang tidak kalah menarik pada canva adalah kamu tidak perlu lagi bawa pointer untuk memindahkan slide pada layar yang sedang di tayangkan karena HP mu bisa dijadikan pointer DAN Memindahkan slide dari jarak jauh.

langkah-langkah menjadikan hp mu sebagai pointer pemindah slide Canva

1.  masuk pada situs canva.com log.in menggunakan akun belajar.id atau akun biasa

2.  tampilkan file yang akan di jadikan bahan tayang

3. Kemudian pilih tampilkan pada pojok bagian kanan.

4.  selanjutnya klik tampilkan layar penuh-tampilkan

5. setelah pada layar mu tampil bahan tayang klik titik tiga pada pojok kanan bagian bawah

6. kemudian pilih bagikan remot control


7. Tunggu hingga muncul barcode kemudian scan menggunakan scaner hp (google lens) atau berbagi link

8. Sekarang kamu bisa mengontrol tayanganmu dari jarak jauh 

Selamat mencoba 

Kontributor : Wawan Hermawan

Sabtu, 14 Oktober 2023

Berkunjung Ke Museum Geologi (Memaknai Merdeka Belajar)



Berkunjung ke Museum merupakan bagian pembelajaran yang menarik kerena peserta didik dapat mengeksplor banyak hal baru yang mereka lihat namun tidak semua daerah memiliki museum sehingga proses datang ke museum hanya bisa dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sesekali saja seperti study tour, jika ingin dilakukan setiap saat solusinya melakukan tour secara virtual.

Kunjungan ke museum juga dapat menguatkan profil pelajar pancasila yang menjadi landasan penting dalam konsep Merdeka Belajar sehingga peserta didik dapat memaknai peristiwa penting ini sebagai proses belajar yang menarik dan selalu di ingat lalu apa yang dikuatkan dari pembelajaran kunjunga ke Museum kali ini.

Kegiatan yang telah berlangsung beberapa saat lalu ini tanpa disadari telah menumbuhkan keseluhan  karakter profil pelajar pancasila dari awal proses hingga akhir.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi terkait proses yang terjadi dari awal hingga akhir, kunjungan museum kali ini dilaksanakan oleh peserta didik kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Cibiuk. Ide ini tercetus dalam materi IPTEK kebetulan letak sekolah dekat dengan Museum tidak terlalu jauh karena ada KA Lokal dari Leuwigoong Garut - ke Stasiun Bandung yang tiket keretanya tidak terlalu memberatkan peserta didik PP Rp.15.000.- Perjalanan ke museum ini terbagi ke dalam dua waktu yang berbeda dan keduanya memiliki cerita unik yang muncul dari gagasan kreatif para peserta didik.


Dari ide tadi kemudian peserta didik mulai merencanakan dan mendiskusikan semua prosesnya guru hanya mendapingi dalam proses meminta ijin, dan merencanakan pembelajaran  pada proses ini  peserta didik melakukan kolaborasi bersama rekan sejawat guru dan pihak terkait, kemudian saling peduli dan berbagi dengan rekan sejawat dalam hal merencakanan menu makan yang nantinya saling melengkapi (karena beberpa siswa ada yang tinggal di PONPES Pondok Pesantren sehingga tidak memungkinkan untuk membawa bekal makanan yang banyak). 

Setelah proses perencanaan terlaksana peserta didik bersiap untuk berangkat, selama perjalanan dari stasiun hingga sampai ke lokasi peserta didik saling menghargai satu sama lain antara penumpang, karena perjalanan kereta menggunakan KA Lokal garut yang menjadi tranportasi pilihan murah meriah dan selalu banyak peminat sehingga gerbong-gerbong kereta selalu penuh. Sesekali pesertadidik terlihat mempersilahkan orang-orang yang baru datang untuk duduk terutama yang menurut mereka prioritas seperti ibu hamil, orang tua dengan Balita, dan Lansia. Bagi saya seorang guru melihat proses seperti ini bagian dari penialaian karakter yang sangat berharga karena dapat menumbuhkan kedewasaan mereka.


Tibalah di Stasiun Bandung Pukul 09.00 WIB, transfortasi menuju ke museum yang memungkinkan hanyalah angkot sehingga peserta didik bersama saya mencari carteran angkot proses negosiasi terjadi antara sopir angkot dan kami sebagai kesepakatan ongkos per orang adalah Rp. 5.000.- sampai ke depan Museum.

KA Lokal Cibatuan


Sesampainya di Museum peserta didik secara bersama-sama membuka bekal mereka untuk makan dan berbagi makanan satu dengan lainnya. Dalam proses ini peserta didik menunjukan Ahlak kepada sesama rekan sejawat dengan saling berbagi dan menghargai satu dengan lainnya. Tibalah masuk kunjungan ke Museum.

Kegiatan yang sangat menarik peserta didik sangat antusias lembar kerja sudah siap di tangan masing-masing mereka mencari tahu tentang tekhnologi pertambangan. Lantai satu hingga lantai 2 mereka lalui dengan penuh keseriusan, antusias yang sama sekali tidak pernah saya lihat di dalam kelas, pada pemberangkatan pertama hal paling menarik saat di museum adalah melihat satu anak yang begitu antusias, padahal dalam keseharian belajarnya ia terlihat biasa saja bahkan seringkali di cap pemalas oleh lingkungannya tapi pada kegiatan ini ia berlari kesana kemari dan beberapa kali menjumpai saya untuk menanyakan hal baru yang ia temukan. Berbeda dengan kunjungan ke dua dengan kelas yang berbeda secara tidak sengaja saya bertemu dengan murid terdahulu saat masih mengajar di kuningan mereka bercerita tentang kegiatan kunjungan museum kepurbakalaan di kuningan yang pernah mereka lakukan bersama saya. 

Dua jam berlalu kunjungan museum sudah berakhir, ini bagian paling seru, saya ceritakan dulu kelompok pertama. Karena kegiatan ini semua diserahkan pada peserta didik jadi semua kegiatannya mereka yang menentukan jadwal kereta pulang pukul 18.55 jadi waktu masih tersisa banyak sekali  kelompok pertama kelas XII IPS 1 merencanakan istirahat di masjid museum hingga matahari tidak terlalu terik dan mereka akan menentukan kemudian. pada kegiatan ini terlihat bagaimana mereka mengelola bosan dengan mengobrol mencari tahu dan berkeliling di luar museum, belajar membaca tanda seperti larangan makan di masjid, dilarang berisik dan lainnya sebagai wujud ke bhinekaan global yang mereka tunjukan.

Menatap Gedung Sate

Matahari mulai meredup, mereka mulai menghitung sisa uang, sebenarnya masih ada beberapa museum di sekitar seperti museum gedung sate dan museum pos namun uang yang mereka bawa tidak cukup sehingga mereka hanya melihat dari luar saja, beberapa anak ada yang berjanji ingin ke sini kembali jika kelak mereka sudah bekerja atau lanjut kulian. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke Stasiun walaupun waktu baru menunjukan pukul 15.30.

Menunggu menjadi ajang kami saling berbagi, banyak hal mendengarkan cerita tentang cita-cita menjadi tukang cukur dan merantau ke Kalimantan, kemudian ada juga yang bercerita rencana pergi ke Jepang atau lanjut kuliah. Namun ada satu hal yang juga tak kalah menariknya terkait perbincangan bagaimana sebagai pesertadidik ingin dihargai dan di dengar oleh sekolah, bagian ini yang menjadi refleksi kita bersama dan proses saling mamahami dan belajar.


Episode Ke 2



Episode ke dua dengan kelas berbeda yaitu kelas XII IPS 2, kelas ini jumlahnya lebih banyak dari kelas sebelumnya di awal saya mengira akan sangat sulit mengatur mereka ternyata saya salah besar perencanaan mereka jauh lebih matang dari kelas sebelumnya😁. Proses berangkat tak jauh berbeda dengan kelas pertama namun karena kelas ini pemberangkatan kedua jadi semuanya telah belajar dari kesalahan pemberangkatan ke 1, hal yang membuat saya terkejut di kelas ini muncul satu orang yang dikelas tidak pernah sama sekali banyak bicara namun selama proses ini berlangsung ia menjadi leader yang sangat hebat dari perencanaan hingga pelaksanaan. 

Kelas ini setelah dari museum geologi memilih untuk pergi ke Alun-alun bandung dan melihat museum KAA, dari Alun-alun Bandung kami jalan kaki sampai ke Stasiun bandung.

Jalan Asia Afrika
Selama kegiatan kunjungan ke Museum ini banyak sekali informasi yang sebelumnya saya sebagai pengajar tidak pernah tahu dan menjadi tahu dari perbincangan-perbincangan kecil selama masa istirahat atau selama berjalan yang membuka mata saya dengan sudut pandang baru tentang mereka semua. Semoga kegiatan ini menjadi momen penting bagi mereka dan dikenang selalu sebagai pembelajaran sepanjang hayat.

Salam dari Pak Wawan Hermawan.😁