Senin, 05 Mei 2025

Hubertus Johannes Van Mook dan Lahirnya Garis Pembatas di Tengah Revolusi Indonesia



sejarah31.com - Garis Van Mook, sebuah demarkasi teritorial yang membekas dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949), tak bisa dilepaskan dari sosok Hubertus Johannes van Mook. Ia adalah seorang administrator kolonial Belanda yang menduduki posisi penting sebagai Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa genting tersebut. Pemahaman mengenai latar belakang dan peran Van Mook menjadi kunci untuk mengerti asal usul garis pembatas yang kontroversial ini.

Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang pada tanggal 30 Mei 1894 pada masa kuliah pemikiran Van Mook banyak dipengaruhi oleh orientalis pada masa Hindia Belanda yaitu Snouck Hurgronje pengaruh ini membuat Van Mook memimpikan negara federal yang ingin ia wujudkan ditempat kelahirannya. Sebelum menduduki jabatan Letnan Gubernur Jenderal, Van Mook telah memegang berbagai posisi penting, termasuk Direktur Departemen Urusan Ekonomi. Ia dikenal sebagai seorang yang memiliki pandangan pragmatis dan berusaha mencari solusi realistis dalam menghadapi gejolak politik di Hindia Belanda.

Menjelang dan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Van Mook menjadi figur sentral dalam upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya. Ia berpandangan bahwa kemerdekaan penuh bagi Indonesia belum saatnya, dan lebih memilih model federasi di bawah naungan Kerajaan Belanda. Pemikiran inilah yang kemudian mewarnai kebijakan-kebijakannya, termasuk pembentukan Garis Van Mook.

Setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, terjadi kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Belanda, yang didukung oleh Sekutu, berusaha untuk kembali menginjakkan kaki di Indonesia. Namun, mereka menghadapi perlawanan sengit dari bangsa Indonesia yang telah bertekad untuk merdeka, tekad bulat ini menguat setelah proklamasi 17 Agustus 1945.

Dalam situasi konflik yang memanas, Belanda menyadari kesulitan untuk menguasai seluruh wilayah Indonesia secara cepat. Strategi yang kemudian dipilih adalah mengamankan wilayah-wilayah strategis dan penting secara ekonomi, terutama di Jawa dan Sumatera. Di bawah kepemimpinan Van Mook, pemerintah kolonial mulai melakukan aksi-aksi militer untuk menduduki kembali wilayah-wilayah tersebut.

Pembentukan Garis Demarkasi: Strategi Kontrol Teritorial

Sebagai bagian dari strategi penguasaan wilayah yang bertahap, Van Mook dan para petinggi militer Belanda mencetuskan ide untuk menarik garis demarkasi. Tujuan utama dari garis ini adalah:

  1. Memisahkan Pasukan, Mencegah kontak langsung dan bentrokan yang lebih besar antara pasukan Belanda (KNIL) dan pasukan Republik Indonesia (TNI) di wilayah-wilayah yang diperebutkan.
  2. Mengamankan Wilayah yang Dikuasai Belanda, Memperkuat kontrol Belanda atas wilayah-wilayah yang telah berhasil diduduki, termasuk kota-kota besar dan area dengan sumber daya ekonomi penting.
  3. Membatasi Gerak Republik, Secara efektif membatasi wilayah de facto Republik Indonesia, menyulitkan mobilisasi kekuatan dan sumber daya.
  4. Sebagai Garis Negosiasi, Belanda mungkin juga melihat garis ini sebagai pijakan untuk negosiasi di masa depan, di mana wilayah di luar garis akan diakui sebagai bagian dari Republik dengan syarat-syarat tertentu.

Garis Van Mook pertama kali muncul dalam bentuk yang tidak formal, mengikuti garis terdepan pasukan Belanda setelah aksi-aksi militer mereka. Seiring waktu, garis ini menjadi lebih jelas dan bahkan digambarkan dalam peta-peta militer Belanda. Namun, penting untuk ditekankan bahwa Republik Indonesia tidak pernah mengakui legitimasi garis ini.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Garis Van Mook bukanlah entitas yang statis. Posisinya terus berubah seiring dengan dinamika pertempuran dan hasil perundingan. Misalnya, setelah Agresi Militer Belanda I, garis ini mengalami perubahan signifikan sesuai dengan wilayah-wilayah yang berhasil diduduki Belanda. Demikian pula, Perjanjian Linggarjati dan Renville turut mempengaruhi konfigurasi garis ini, meskipun tidak menghapusnya secara total.

Keberadaan Garis Van Mook membawa dampak yang luas: memecah belah wilayah dan masyarakat, memicu konflik bersenjata di sepanjang garis, menghambat aktivitas ekonomi, dan menjadi simbol perlawanan bagi bangsa Indonesia. Garis ini menjadi pengingat akan upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaannya dan kegigihan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Akhir dari Garis Van Mook

Garis Van Mook akhirnya kehilangan relevansinya setelah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949. Pengakuan ini secara otomatis menghapus garis-garis demarkasi yang memisahkan wilayah yang dikuasai Belanda dan Indonesia. Namun, jejak sejarah Garis Van Mook tetap terukir dalam memori kolektif bangsa Indonesia sebagai simbol perjuangan dan pembatasan wilayah di masa revolusi.

Dengan memahami peran Hubertus Johannes van Mook sebagai arsitek kebijakan kolonial pada masa itu, kita dapat lebih mengerti mengapa dan bagaimana Garis Van Mook terbentuk. Garis ini adalah manifestasi dari strategi Belanda untuk mengendalikan situasi di tengah gelombang revolusi, sebuah garis yang pada akhirnya runtuh seiring dengan kemenangan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Selasa, 29 April 2025

Model Belajar Think Pair And Share dalam Program Literasi Mingguan Sekolah

 


sejarah31.com - Literasi, yang seringkali hanya dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis,  merupakan fondasi krusial bagi perkembangan individu dan kemajuan masyarakat. Lebih dari sekadar mengenali huruf dan merangkai kata, literasi membuka gerbang pengetahuan, memberdayakan pemikiran kritis, dan memungkinkan partisipasi aktif dalam kehidupan. Sekolah sebagai salah satu lembaga belajar menjadi bagian terpenting dalam meramu kegiatan-kegiatan literasi.

sekolah sebagai Lembaga pengembang literasi tidak hanya menyuguhkan bahan bacaaan yang bisu yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan sekolah. Buku-buku ini harus sampai ke tangan anak-anak sebagai bahan yang menyenangkan untuk di olah di otaknya, dan mengapa buku, saat ini buku sendiri menjadi tempat istirahat bagi anak-anak dari kemajuan dunia digital yang arusnya sulit dibendung. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan literasi memberikan dampak yang langsung terasa. Kemampuan membaca memungkinkan individu untuk memahami instruksi, rambu lalu lintas, informasi kesehatan, dan berita terkini. Hal ini mempermudah navigasi kehidupan sehari-hari dan pengambilan keputusan yang lebih baik,  Literasi yang baik memampukan seseorang untuk menyampaikan ide dan gagasan secara jelas dan ringkas melalui tulisan maupun lisan. Ini penting dalam berinteraksi dengan orang lain, baik dalam lingkungan personal maupun profesional. Bagi pelajar dan mahasiswa, literasi yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, dan mengikuti ujian.

Membaca buku, artikel, atau sumber informasi lainnya memberikan wawasan baru, memperluas kosakata, dan meningkatkan pemahaman tentang berbagai topik. Ini berkontribusi pada pengembangan diri dan peningkatan pengetahuan secara berkelanjutan. Manfaat literasi akan terus mengembang dan fleksibel sesuai kebutuhan individu dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu, investasi dalam peningkatan literasi adalah investasi yang sangat berharga untuk masa depan yang lebih cerah bagi setiap individu dan bangsa. Oleh karena itu sekolah berusaha berinovasi dengan program Literasinya salah satunya menjadikan model belajar think pair and share sebagai alat menyambung literasi untuk membangun minat dan koneksi individu satu dengan lainnya.

Program literasi sendiri sudah terjadwal setiap hari selasa 15 s.d 30 menit setiap hari selasa terjadwal rutin, beberapa bentuk kegiatan literasi sekolah seperti membaca Bersama di lapangan terbuka, menampilkan pembecaan puisi dongeng cerita pendek, berbagi hal menarik dari bahan bacaan, belajar membaca tanda grafik dan masih banyak lainnya. langkah-langkah kegiatan literasi dengan menggunakan model belajar Think Pair and Share terdapat dibawah dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.


Kamis, 06 Februari 2025

Buku: Sejarah Pendidikan Di Indonesia Zaman Penjajahan


Pendidikan di Indonesia telah melalui proses panjang sejak kedatangan bangsa eropa ke Indonesia bangsa Indonesia dikenalkan dengan proses pendidikan gaya eropa, tentunya disesuaikan dengan politik dan kebutuhan eropa atas hegemoninya di bangsa ini.

Dalam kesempanan ini penulis ingin mengajak pembaca untuk menelisik lebih jauh tentang proses lahirnya pendidikan Nasional sejak Zaman Penjajahan melalui buku yang berjudul "Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan". buku ini menjelaskan secara runut proses pendidikan yang awalnya hanya diperuntukan bagi bangsa eropa yang ada di hindia belanda hingga sampai pada masyarakat lokal. Perjalanan pendidikan Indonesia tidak terlepas dari proses politis pada masa tersebut sehingga menghasilkan para Cendikiawan yang menelurkan gagasan orisinalnya tentang pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsa.

Kemudian buku ini juga menjadi penbanding kebijakan-kebijakan pada masa kolonial dan masa kini serta mengukur sejauh mana kebermanfaatan pendidikan bagi bangsa Indonesia, atau untuk menjawab apakah sebagai pendidik telah menjalankan proses mendidik berdasarkan kebutuhan peserta didiknya atau hanya sebatas menjalankan kemauan politik saat itu. Semoga buku ini dapat memantik kembali semangat dalam berbagi kebaikan.

Selamat membaca dan Berefleksi💖

https://repositori.kemdikbud.go.id/14183/1/Sejarah%20pendidikan%20di%20indonesia%20zaman%20penjajahan.pdf


Kamis, 26 September 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi : Memanfaatkan Museum Virtual dan Google Art and Culture dalam pembelajaran Sejarah

 Memanfaatkan Museum Virtual dan Google Art and Culture dalam pembelajaran Sejarah

Oleh : Wawan Hermawan



Era digital telah membawa banyak perubahan signifikan dalam cara kita mengakses informasi. Teknologi semakin canggih dan memungkinkan kita menjelajahi dunia tanpa batas, termasuk dunia sejarah.

Letak geografis SMAN 23 Garut yang jauh dari kota besar tidak memungkin bagi para peserta didik untuk mengunjungi museum secara langsung. Museum sendiri bagian penting dalam proses belajar Sejarah. Karena bagian dari rekam jejak Sejarah yang secara sistematis tersimpan rapih.


Munculnya teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) memungkinkan kita menciptakan pengalaman mengunjungi museum secara virtual, selain menambah minat juga memupuk rasa kepenasaran para peserta didik serta mengembangkan wawasan global bagi para peserta didik walaupun tinggal di daerah yang jauh namun wawasan global ini harus tetap ditumbuhkan agar mampu bersaing dalam dunia kerja kedepan.

Selain VR Platform Google Art and Culture ini menjadi salah satu pionir dalam menghadirkan museum-museum dunia secara virtual. Dengan fitur-fitur yang interaktif, pengguna dapat menjelajahi koleksi museum, membaca penjelasan, dan bahkan mencari foto-foto dokumentasi Sejarah yang jarang ditemui dalam buku lengkap dengan penjelasannya.

Kegiatan ini juga diberikan untuk menjawab Apakah penggunaan museum virtual dapat meningkatkan Minat belajar sejarah siswa kelas X di SMAN 23 Garut? Apa saja best praktik dalam penggunaan museum virtual dalam pembelajaran sejarah?

Selanjutnya harapannya peserta didik mampu Menganalisis pengaruh penggunaan museum virtual terhadap Minat belajar Sejarah, serta Literasi digital siswa, Meningkatkan wawasan global melalui kunjungan museum virtual dan google art and Culture.

alur belajar dapat di lihat pada laman berikut :











Rabu, 29 November 2023

MENGUBAH FILE PDF, WORD, ATAU POWERPOINT KE DALAM CANVA PENDIDIKAN DAN MENJADIKAN GAWAI MU POINTER

MENGUBAH FILE PDF, WORD, ATAU POWERPOINT KE DALAM CANVA PENDIDIKAN

Canva bukan hanya hadir sebagai aplikasi design grafis yang memudahkan banyak orang, namun banyak fitur yang juga sangat menarik dan dapat digunakan. Tidak hanya design grafis canva juga dapat digunakan untuk membuat web, sejarah31.com pernah membahas pembuatan Web pada postingan sebelumnya.

Pada kesempatan ini, sejarah31.com ingin berbagi mengenai bagaimana file pdf, word atau powerpoint yang kamu miliki agar dapat di edit di Canva dan bisa dijadikan bahan untuk presentasi kapanpun dengan menambahkan banyak elemen menarik yang tidak dimiliki pada dua aplikasi tersebut.

ikuti langkah-langkah berikut

 1. masuk pada situs canva.com log.in menggunakan akun belajar.id atau akun biasa

2. siapkan file yang akan kamu ubah dalam format pdf, word, atau powerpoint

3. unggah pada bagian unggah di pojok sebelaj kanan pada beranda canva mu

4. tunggu prosesnya beberapa saat kini file pdfmu bisa di edit di Canva.


MENJADIKAN GAWAI MU MENJADI POINTER

hal yang tidak kalah menarik pada canva adalah kamu tidak perlu lagi bawa pointer untuk memindahkan slide pada layar yang sedang di tayangkan karena HP mu bisa dijadikan pointer DAN Memindahkan slide dari jarak jauh.

langkah-langkah menjadikan hp mu sebagai pointer pemindah slide Canva

1.  masuk pada situs canva.com log.in menggunakan akun belajar.id atau akun biasa

2.  tampilkan file yang akan di jadikan bahan tayang

3. Kemudian pilih tampilkan pada pojok bagian kanan.

4.  selanjutnya klik tampilkan layar penuh-tampilkan

5. setelah pada layar mu tampil bahan tayang klik titik tiga pada pojok kanan bagian bawah

6. kemudian pilih bagikan remot control


7. Tunggu hingga muncul barcode kemudian scan menggunakan scaner hp (google lens) atau berbagi link

8. Sekarang kamu bisa mengontrol tayanganmu dari jarak jauh 

Selamat mencoba 

Kontributor : Wawan Hermawan

Sabtu, 14 Oktober 2023

Berkunjung Ke Museum Geologi (Memaknai Merdeka Belajar)



Berkunjung ke Museum merupakan bagian pembelajaran yang menarik kerena peserta didik dapat mengeksplor banyak hal baru yang mereka lihat namun tidak semua daerah memiliki museum sehingga proses datang ke museum hanya bisa dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat sesekali saja seperti study tour, jika ingin dilakukan setiap saat solusinya melakukan tour secara virtual.

Kunjungan ke museum juga dapat menguatkan profil pelajar pancasila yang menjadi landasan penting dalam konsep Merdeka Belajar sehingga peserta didik dapat memaknai peristiwa penting ini sebagai proses belajar yang menarik dan selalu di ingat lalu apa yang dikuatkan dari pembelajaran kunjunga ke Museum kali ini.

Kegiatan yang telah berlangsung beberapa saat lalu ini tanpa disadari telah menumbuhkan keseluhan  karakter profil pelajar pancasila dari awal proses hingga akhir.

Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi terkait proses yang terjadi dari awal hingga akhir, kunjungan museum kali ini dilaksanakan oleh peserta didik kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Cibiuk. Ide ini tercetus dalam materi IPTEK kebetulan letak sekolah dekat dengan Museum tidak terlalu jauh karena ada KA Lokal dari Leuwigoong Garut - ke Stasiun Bandung yang tiket keretanya tidak terlalu memberatkan peserta didik PP Rp.15.000.- Perjalanan ke museum ini terbagi ke dalam dua waktu yang berbeda dan keduanya memiliki cerita unik yang muncul dari gagasan kreatif para peserta didik.


Dari ide tadi kemudian peserta didik mulai merencanakan dan mendiskusikan semua prosesnya guru hanya mendapingi dalam proses meminta ijin, dan merencanakan pembelajaran  pada proses ini  peserta didik melakukan kolaborasi bersama rekan sejawat guru dan pihak terkait, kemudian saling peduli dan berbagi dengan rekan sejawat dalam hal merencakanan menu makan yang nantinya saling melengkapi (karena beberpa siswa ada yang tinggal di PONPES Pondok Pesantren sehingga tidak memungkinkan untuk membawa bekal makanan yang banyak). 

Setelah proses perencanaan terlaksana peserta didik bersiap untuk berangkat, selama perjalanan dari stasiun hingga sampai ke lokasi peserta didik saling menghargai satu sama lain antara penumpang, karena perjalanan kereta menggunakan KA Lokal garut yang menjadi tranportasi pilihan murah meriah dan selalu banyak peminat sehingga gerbong-gerbong kereta selalu penuh. Sesekali pesertadidik terlihat mempersilahkan orang-orang yang baru datang untuk duduk terutama yang menurut mereka prioritas seperti ibu hamil, orang tua dengan Balita, dan Lansia. Bagi saya seorang guru melihat proses seperti ini bagian dari penialaian karakter yang sangat berharga karena dapat menumbuhkan kedewasaan mereka.


Tibalah di Stasiun Bandung Pukul 09.00 WIB, transfortasi menuju ke museum yang memungkinkan hanyalah angkot sehingga peserta didik bersama saya mencari carteran angkot proses negosiasi terjadi antara sopir angkot dan kami sebagai kesepakatan ongkos per orang adalah Rp. 5.000.- sampai ke depan Museum.

KA Lokal Cibatuan


Sesampainya di Museum peserta didik secara bersama-sama membuka bekal mereka untuk makan dan berbagi makanan satu dengan lainnya. Dalam proses ini peserta didik menunjukan Ahlak kepada sesama rekan sejawat dengan saling berbagi dan menghargai satu dengan lainnya. Tibalah masuk kunjungan ke Museum.

Kegiatan yang sangat menarik peserta didik sangat antusias lembar kerja sudah siap di tangan masing-masing mereka mencari tahu tentang tekhnologi pertambangan. Lantai satu hingga lantai 2 mereka lalui dengan penuh keseriusan, antusias yang sama sekali tidak pernah saya lihat di dalam kelas, pada pemberangkatan pertama hal paling menarik saat di museum adalah melihat satu anak yang begitu antusias, padahal dalam keseharian belajarnya ia terlihat biasa saja bahkan seringkali di cap pemalas oleh lingkungannya tapi pada kegiatan ini ia berlari kesana kemari dan beberapa kali menjumpai saya untuk menanyakan hal baru yang ia temukan. Berbeda dengan kunjungan ke dua dengan kelas yang berbeda secara tidak sengaja saya bertemu dengan murid terdahulu saat masih mengajar di kuningan mereka bercerita tentang kegiatan kunjungan museum kepurbakalaan di kuningan yang pernah mereka lakukan bersama saya. 

Dua jam berlalu kunjungan museum sudah berakhir, ini bagian paling seru, saya ceritakan dulu kelompok pertama. Karena kegiatan ini semua diserahkan pada peserta didik jadi semua kegiatannya mereka yang menentukan jadwal kereta pulang pukul 18.55 jadi waktu masih tersisa banyak sekali  kelompok pertama kelas XII IPS 1 merencanakan istirahat di masjid museum hingga matahari tidak terlalu terik dan mereka akan menentukan kemudian. pada kegiatan ini terlihat bagaimana mereka mengelola bosan dengan mengobrol mencari tahu dan berkeliling di luar museum, belajar membaca tanda seperti larangan makan di masjid, dilarang berisik dan lainnya sebagai wujud ke bhinekaan global yang mereka tunjukan.

Menatap Gedung Sate

Matahari mulai meredup, mereka mulai menghitung sisa uang, sebenarnya masih ada beberapa museum di sekitar seperti museum gedung sate dan museum pos namun uang yang mereka bawa tidak cukup sehingga mereka hanya melihat dari luar saja, beberapa anak ada yang berjanji ingin ke sini kembali jika kelak mereka sudah bekerja atau lanjut kulian. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke Stasiun walaupun waktu baru menunjukan pukul 15.30.

Menunggu menjadi ajang kami saling berbagi, banyak hal mendengarkan cerita tentang cita-cita menjadi tukang cukur dan merantau ke Kalimantan, kemudian ada juga yang bercerita rencana pergi ke Jepang atau lanjut kuliah. Namun ada satu hal yang juga tak kalah menariknya terkait perbincangan bagaimana sebagai pesertadidik ingin dihargai dan di dengar oleh sekolah, bagian ini yang menjadi refleksi kita bersama dan proses saling mamahami dan belajar.


Episode Ke 2



Episode ke dua dengan kelas berbeda yaitu kelas XII IPS 2, kelas ini jumlahnya lebih banyak dari kelas sebelumnya di awal saya mengira akan sangat sulit mengatur mereka ternyata saya salah besar perencanaan mereka jauh lebih matang dari kelas sebelumnya😁. Proses berangkat tak jauh berbeda dengan kelas pertama namun karena kelas ini pemberangkatan kedua jadi semuanya telah belajar dari kesalahan pemberangkatan ke 1, hal yang membuat saya terkejut di kelas ini muncul satu orang yang dikelas tidak pernah sama sekali banyak bicara namun selama proses ini berlangsung ia menjadi leader yang sangat hebat dari perencanaan hingga pelaksanaan. 

Kelas ini setelah dari museum geologi memilih untuk pergi ke Alun-alun bandung dan melihat museum KAA, dari Alun-alun Bandung kami jalan kaki sampai ke Stasiun bandung.

Jalan Asia Afrika
Selama kegiatan kunjungan ke Museum ini banyak sekali informasi yang sebelumnya saya sebagai pengajar tidak pernah tahu dan menjadi tahu dari perbincangan-perbincangan kecil selama masa istirahat atau selama berjalan yang membuka mata saya dengan sudut pandang baru tentang mereka semua. Semoga kegiatan ini menjadi momen penting bagi mereka dan dikenang selalu sebagai pembelajaran sepanjang hayat.

Salam dari Pak Wawan Hermawan.😁









Minggu, 08 Oktober 2023

Belajar Sejarah Dengan Google Arts & Culture

 

Menjelajah Borobudur


Sejarah31.com-Sedang bingung mencari konten belajar sejarah yang seru dan menyenangkan, kini penulis ingin berbagi situs yang disediakan oleh google yaitu google Arts & Culture dalam situs ini ada beberapa keseruan yang ditawarkan salah satunya adalah menjelajah ke bangunan atau museum-museum yang ada di hampir seluruh penjuru dunia secara virtual.

Menikmati karya-karya seniman internasional juga menelusuri bangunan-bangunan bersejarah kini bisa dalam hitungan detik. Keseruan situs ini tidak hanya sampai situ saja Google Arts & Culture juga mnyediakan beberapa permainan yang bisa dinikmati oleh pelajar seperti permainan berpetualang dan juga permainan membuat replika karya para seniman.

Jadi tunggu apa lagi ayo bermain dan berpetualang buat ruang-ruang belajar menjadi tempat seru untuk melakukan penjelajahan dan permainan.


Penulis : Wawan Hermawan


Rabu, 09 Agustus 2023

Buku Pelajaran Sejarah Kurikulum Merdeka Kelas XII

 Hallo pembaca semua, buku pelajaran Sejarah kelas XII ini merupakan rujukan dari pemerintah sesuai CP (Capaian Pembelajaran) sehingga dapat digunakan dengan mudah keudian dapat disesuaikan dengan Alur Belajar yang ada dilingkungan belajar masing-masing.

Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknolog