Jumat, 11 April 2025

Pembelajaran Mendalam (deep Learning)


Baru-baru ini kita diperkenalkan dengan pendekatan pembelajaran Deep Learnig yang dipopulerkan oleh Michael Fullan dalam prosesnya pendekatan pembelajaran Deep Learning berfokus pada pengembangan kompetensi dan keterampilan abad ke 21 yang bertujuan membekali peserta didik menghadapi dunia nyata. Dalam kurikulum merdeka kita diperkenalkan dengan pendekatan Montessori, yang juga menjadi rujukan Ki Hajar Dewantara dalam menjabarkan pendidikan di sekolah Taman Siswa yang kemudian kita kenal dengan trilogi KDH "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" . Jika dilihat dari kedua pendekatan tersebut sebanarnya tidak saling menggantikan namun lebih pada saling melengkapi dengan tujuan yang sama yaitu menyuguhkan pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan peserta didik.

Lantas bagaimana kaitannya dengan kurikulum merdeka, Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan otonomi kepada satuan pendidikan dan guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik serta konteks lokal. Deep Lerning sendiri Menurut Mentri Pendidikan Abdul Mufti merupakan strategi pembelajaran yang melampaui hafalan dan pemahaman yang dangkal yang kemudian memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik sehingga secara kerangka tujuannya memnyiapkan peserta didik yang terampil dalam menghadapi jamanya. Deep Learning dalam dunia pendidikan di tunjang oleh pilar-pilar sebagai berikut :

1. Meaningful Learning: Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata siswa dan menghubungkan konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada (Ausubel, 1968, dalam teori belajar bermakna).

2. Joyful Learning: Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, aman, dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif (Meier, 2000, dalam The 4 Keys to Motivation).

3. Mindful Learning: Mendorong siswa untuk sadar akan proses belajar mereka sendiri, melakukan refleksi, dan memahami kekuatan serta kelemahan diri (Langer, 1997, tentang mindfulness dalam pembelajaran).

4. Active Learning: Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, eksperimen, pemecahan masalah, dan kolaborasi (Bonwell & Eison, 1991 tentang pembelajaran aktif).

Jika kita perhatikan Pilar-pilar dalam pembelajaran Deep Learning juga bersinergi dengan Merdeka belajar karena keduanya memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi masa kini. Dengan mengintegrasikan keduanya, pendidik dapat memberdayakan siswa untuk tidak hanya menguasai materi pelajaran secara mendalam tetapi juga mengembangkan potensi diri secara utuh, menjadi pembelajar sepanjang hayat yang bahagia dan berdaya




Baca Juga

Previous Post
Next Post

sejarah31.com adalah web yang dibuat untuk berbagi informasi seputar dunia pendidikan dan sejarah.

0 comments: